
itnmalangnews.id – Kemudahan memperoleh informasi melalui internet selaras dengan tingginya risiko plagiarisme. Plagiarisme tidak hanya dilakukan secara sengaja, sebab ada yang tidak tahu cara mengutip maupun mengolah referensi dengan tepat. Batas plagiarisme yang ditolerir untuk karya ilmiah di bawah 20 persen.
Ketua Perpustakaan ITN Malang Dortauli Situmeang, S.Sos.
Baca juga: www.itn.ac.id
Sebagai institusi pendidikan, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menghasilkan berbagai karya ilmiah. Anti plagiarisme merupakan salah satu fasilitas yang diperlukan untuk mengecek karya-karya tersebut. Layanan ini dapat dipergunakan melalui perpustakaan ITN Malang.
Menurut Kepala Perpustakaan, Dortauli Situmeang, S.Sos, ITN Malang telah memiliki anti plagiarisme sejak dulu. Relasi dengan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Timur memudahkan Kampus Biru bergabung dalam konsorsium anti plagiarisme.
“Anti plagiarisme penting agar menghargai keaslian karya. Zaman sekarang orang gampang copy paste. Sebenarnya dari dulu kita punya software-nya tapi masih konsorsium alias patungan dengan perpustakaan-perpustakaan perguruan tinggi yang lain. Penggunaannya juga terbatas hanya 2 juta kata sehingga diprioritaskan untuk dosen yang hendak menuju kenaikan pangkat,” papar Dorta.
Akan tetapi, layanan itu ditingkatkan dan diperluas, ia melanjutkan jika sekarang keterbatasan kian teratasi. Terlebih lagi, sekarang ITN Malang menggunakan jasa Turnitin Originality Checking yang notabene banyak dipakai daripada jenis sebelumnya.
Baca juga: Bangun Jejaring Perpustakaan, ITN Malang Tandatangani MoU dengan Perpusnas RI
Baca juga: Rektor Tekankan Mahasiswa Bidikmisi Disiplin dan Ikuti Proses
“Sekarang pakai Turnitin Originality Checking dan mandiri. Biayanya 66 juta setahun untuk 50 akun, tapi bisa kontribusi. Untuk mahasiswa cukup membayar 30 ribu rupiah. Kalau dari luar ITN Malang juga boleh mengecek, bayar 100 ribu rupiah. Nanti dapat sertifikat sebagai bukti pengecekan,” jelasnya.
Alur untuk mengecek kadar plagiarisme relatif mudah karena pihak perpustakaan siap memfasilitasi. Cukup membawa soft file karya ke perpustakaan. Jika terkendala, bisa lewat email, meski sangat disarankan datang langsung. Setelah itu tinggal mengisi form yang tersedia. (ata)