itnmalangnews.id – Aktivitas penelitian tidak lepas dari kata ‘teliti’. Salah satu hal yang membutuhkan ketelitian adalah pengujian sampel. Mulai dari persiapan preparat hingga pengecekan di bawah lensa mikroskop, diupayakan setepat alias seteliti mungkin.
(Ki-Ka) Muhamad Zaydi Muhazzab, Tiar Bagus Musfiron, dan Mochmad Yajit Albustomi, tim PKM Optimus Arm. (Foto: Tim PKM Optimus Arm for itnmalangnews.id)
Pengalaman saat menjalankan Praktik Kerja Lapangan di Puslit Geoteknologi LIPI Bandung membuat Tiar Bagus Musfiron dkk ingin memodifikasi probe mikroskop agar lebih teliti. Mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini kemudian mengusulkan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Karsa Cipta tentang Optimus Arm bersama Muhamad Zaydi Muzzahab dan Mochamad Yajit Albustomi. PKM mereka lolos pendanaan dan akan memasuki tahap monev Juli 2019.
Probe pada mikroskop bekerja seperti lensa kamera yang memuat fokus dan zoom. Namun, pada mikroskop model lama tidak memiliki mikrometer untuk memfokuskan gambar. Alhasil, pemutaran probe belum mampu mencapai ketelitian tinggi, padahal semakin halus putaran hasil sampel akan semakin baik.
Tiar menceritakan pihak LIPI ingin Optimus Arm bisa diaplikasikan untuk mikroskop lama atau baru. Apabila berhasil, prospek Optimus Arm di pasaran akan meroket. Alasannya adalah harga Optimus Arm jauh lebih murah daripada jika harus membeli mikroskop baru.
“Kemarin kami sempat mengobrol sama orang LIPI. Saingan kami cuma mikroskop baru yang harganya milyaran, karena mikrometernya tidak bisa dipindah dan dipasangkan ke mikroskop lama,” tutur mahasiswa semester 8 ini.
Optimus Arm menjadi alat tambahan yang dipasangkan di mikroskop. Konsepnya, japit digabung dengan motor. Ada LCD untuk antar muka berapa kali langkah dia berputar. Pada motor stepper-nya menggunakan derajat 1,8 yang umum. Namun, Optimus Arm menggunakan gear box agar torsi semakin kuat dan derajat per step semakin teliti. Sekarang mencapai 0,39 derajat per step, dan bisa ditelitikan lagi. (ata)