
itnmalangnews.id – Di mata Eko Purnomo dari USAID IUWASH, Malang masih memiliki banyak tugas di bidang sanitasi. Di bidang air limbah domestik, terdapat saluran sanitasi yang masih tersambung ke drainase, bahkan kurang memerhatikan perawatan septic tank. “Malang seperti perempuan seksi, tapi jorok,” canda Eko pada Seminar Planologi di Institut Teknologi Nasional Malang, Senin (22/04).
Eko Purnomo membawakan materi berjudul Penataan Air Limbah Domestik. (Foto: Ata/itnnews)
Ia lantas menjelaskan bahwa air limbah domestik bukan masalah sepele. Meski sudah 90% penduduk memiliki septic tank di WC, tetapi tidak semuanya melakukan pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja secara rutin. “Limbah manusia dapat mencemari air dan tanah. Air yang terkontaminasi kotoran manusia akan mengandung bakteri Eschericia coli. Oleh sebab itu, septic tank harus dikuras sekurang-kurangnya lima tahun sekali agar tidak bocor. Setelah disedot pun kotoran tidak boleh langsung dibuang ke sungai atau laut,” jelasnya.
Baca juga: Anak Buruh Bangunan jadi Wisudawan Terbaik Teknik PWK ITN Malang
Baca juga: Teknik Lingkungan Undang Praktisi dan Alumni Guna Baharui Kurikulum
Kemudian untuk saluran sanitasi yang masih tersambung langsung ke sungai dan drainase perlu dirapikan kembali. Pembangunan septic tank komunal dapat menjadi solusi. Pemilihan jenis septic tank tersebut mempertimbangkan kepadatan penduduk, kedalaman muka air tanah, kemiringan tanah, permeabilitas tanah, dan kemampuan pembiayaan. Untuk melancarkan hal ini, ditargetkan 4% APBD agar kota memiliki sistem sanitasi yang aman. (ata)