itnmalangnews.id – Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan utama dalam kehidupan masyarakat. Namun faktanya, beberapa daerah di Indonesia masih banyak yang belum terjamah oleh keberadaan listrik. Salah satunya adalah Kampung Seng dan Kampung Genteng, Desa Gelang, Kecamatan Sumberbaru, Kabupaten Jember. Hal inilah yang mendasari Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang untuk berbagi pengetahuan dan rasa simpatinya kepada masyarakat Desa Gelang. Sebanyak 15 Mahasiswa Teknik Elektro yang dipandu oleh satu dosen pendamping mendatangi desa tersebut. Mereka melakukan sosialisasi kepada warga tentang penerapan pembangkit listrik tenaga pikohidro.
“Kami ingin berbagi langsung dengan masyarakat yang keberadaannya masih sangat tertinggal. Kampung mereka sampai saat ini masih belum dialiri listrik. Kami bersama beberapa mahasiswa mencoba menerapkan pembangkit listrik berskala pikohidro. Masyarakat merasa senang dan kagum, karena baru pertama kalinya mereka mendapat penerangan listrik,” tutur Ir. Yusuf Ismail Nakhoda, MT., dosen pendamping yang turun langsung ke rumah-rumah warga.
Dosen asal Malang ini menambahkan, Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro (PLTP) merupakan salah satu alternatif pembangkit listrik skala kecil. PLTP dapat diterapkan di daerah pedesaan yang memiliki ketersediaan aliran sungai dengan debit yang kontinyu dan tinggi, sehingga arus airnya relatif rendah. Arus air inilah yang akan menggerakkan turbin untuk menghasilkan daya listrik skala pikohidro.
“Setelah kami survey, debit air yang mengalir di sepanjang sungai Kampung Seng dan Genteng ternyata memiliki potensi energi terbarukan. Kami sudah melakukan ujicoba, dan sampai saat ini PLTP yang kami pasang terus menyala di kampung tersebut. Alatnya kami desain secara portable sehigga mudah untuk dipindahkan. Warga juga merasa lebih lega saat mereka melakukan aktivitasnya di malam hari,” ujar Yusuf dengan nada gembira.
Baca juga: Profesor California di ITN Malang Jabarkan DC House, Alternatif Pasokan Listrik Pedesaan
Untuk merampungkan PLTP, tim ITN Malang yang tergabung dalam Program Kemitraan Masyarakat ini telah melakukan beberapa tahap pembuatan mulai bulan Maret – Agustus 2018. Pertama, memilih generator pikohidro dengan pengolahan generator magnet permanen. Mareka mendapatkannya dari komponen bekas sepeda motor yang dirakit menjadi rotor berjumlah 6 buah kutub magnet permanen. Selanjutnya membuat stator generator dari pipa besi berukuran 5 diameter. Stator tersebut dijadikan sebagai tempat meletakkan lilitan kumparan kawat yang terdiri dari 6 buah kumparan disesuaikan dengan besar diameter pipa besi.
Tahapan kedua adalah pengujian laboratorium kinerja dari generator magnet permanen sebelum diterapkan di sungai. Tujuannya untuk mengetahui besaran tegangan, dari yang tertinggi sampai terendah menggunakan motor yang diputar dengan kecepatan (rpm) bervariasi tanpa dibebani apapun.
Gallery terkait: Renewable Energy, ITN Malang Terapkan PLTP di Desa Gelang, Jember
Tahapan ketiga adalah pembuatan turbin/kincir air pikohidro, berfungsi mengubah energi air menjadi energi gerak putar yang dihubungkan pada generator sehingga menghasilkan energi listrik. Sementara tahapan keempat dan kelima adalah bagian terakhir, yaitu perakitan turbin air dan pemasangan PLTP.
“Kami berharap ini (pikohidro) bisa dikembangkan di daerah-daerah tertinggal. Kami akan daftarkan hak patennya dan membuat proyeksi lebih lanjut,” pungkas Yusuf, Wakil Dekan III Fakultas Teknologi Industri ITN Malang saat ditemui itnmalang.com Sabtu, (4/8). (mus)
great website, thanks for sharing the article.