itnmalangnews.id – Keterbatasan energi fosil yang terus mendera bangsa-bangsa di dunia, membuat Indonesia harus mengambil sikap berbeda. Dari bergantung pada energi tak terbarukan itu ke green energy yang sebetulnya melimpah di negara kepualauan ini. Hal ini disampaikan oleh Prof. Ir. Rinaldy Dalimi, M.Sc, P.hD, salah satu pembicara dalam SENIATI (Seminar Nasional Inovasi dan Aplikasi Teknologi di Industri) 2017 di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang.
Menurut pria yang juga anggota dewan energi nasional tersebut era fosil akan berakhir pada 2025, setelah itu akan didominasi oleh energi terbarukan dan energi matahari. Beberapa negara sudah melakukan perubahan besar-besaran ke energi terbarukan. “Di Jepang saat ini setiap rumah keluarga sudah dapat menghasilkan energi listrik melalui solar sel,” paparnya.
Bahkan, Jepang sedang mengupayakan atap rumah warga akan berupa solar sel, sehingga efiensi konversi sinar matahari ke listrik betul-betul maksimal. Harapannya setiap rumah dapat memproduksi listrik hingga 5000 watt setiap harinya. “Manfaat besar dari listrik besar ini adalah dapat membuat mobil listrik, motor listrik, mereka dapat ngecas dimana-mana dengan biaya murah,” kata pria yang juga dosen Universitas Indonesia (UI) itu.
Berdasarkan gejala inilah, imbuh Rinaldy, Indonesia pada tahun 2030 mendatang menargetkan masyarakat dapat memproduksi listrik sendiri. Upaya ke arah itu sudah sedang dilakukan oleh pemerintah saat ini, mulai dari mengurangi biaya produksi solar sel sehingga masyarakat dapat membelinya dengan harga yang murah. (her)