itnmalangnews.id – “Ibarat kapal, kita sudah jauh berlayar, tapi samudera masih luas disertai cuaca badai dan guntur,” tukas Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT., ketua Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (P2PUTN) pada dies natalis ke-50 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Sabtu (05/01). Kartiko menyatakan bahwa 50 tahun emas ITN Malang saat ini menjadi tonggak baru meniti perubahan tanpa melupakan sejarah pendahulunya.
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah menyebutkan bahwa potensi dan tantangan era teknologi informasi dapat mengubah peran tenaga pendidik. “Para tenaga pendidik harus fleksibel dan jangan melulu memakai cara konvensional. Sekarang era revolusi industri 4.0,” ujar Kartiko.
Revolusi industri 4.0 akrab dikenal sebagai era internet of think. Ini merupakan perkembangan dari revolusi industri 3.0 yang ditandai dengan adanya komputer. Lebih jauh lagi, revolusi industri 2.0 adalah listrik, dan revolusi industri 1.0 adalah mesin uap.
Kartiko mengatakan, untuk itu, perlu adanya perubahan tata kelola, mulai dari sumber dana manusia hingga keuangan. Semua pihak bertanggung jawab supaya mampu berkolaborasi dan berkiprah di bidang masing-masing.
Baca juga: Kurikulum ITN Malang Siap Hadapi Revolusi Industri Generasi Ke-4
Baca juga: Meriahkan Outbound, P2PUTN Berikan Lima Pilar ITN Malang Maju
“Saya berharap ITN Malang mampu menjadi trend setter dalam pendidikan nasional, bukan sekadar follower. Di usia yang matang ini, ITN Malang harus lebih mampu menjembatani jarak dan melayani pengetahuan dan teknologi dengan tetap menghormati identitas, seni, dan budaya.” (ata)