itnmalangnews.id – Saat ini Fakultas Teknologi Industri (FTI) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang terdiri atas delapan program studi. Prodi-prodi tersebut antara lain: Teknik Kimia S-1, Teknik Informatika S-1, Teknik Elektro S-1, Teknik Industri S-1, Teknik Mesin S-1, Teknik Industri D-4, Teknik Mesin D-4, dan Teknik Elektro D-4. Namun, FTI hendak melebarkan sayapnya dengan merancang prodi baru. Berbeda dengan delapan prodi lain, prodi ini mengarah ke manajemen bisnis.
Wakil Rektor I ITN Malang, Dr. F. Yudi Limpraptono, ST,MT, membuka diskusi rencana pengadaan Prodi Manajemen Bisnis. (Foto: Ata/ itnmalang_news)
Baca juga: www.itn.ac.id
Wakil Rektor I bagian Akademik, Dr. F. Yudi Limpraptono, ST,MT, menyatakan, prodi bisnis tengah menjadi tren. Menurutnya, bisnis dan teknik memiliki keterkaitan sehingga tidak aneh institut teknologi memiliki prodi manajemen bisnis. Di prodi semacam Teknik Industri pun terdapat perhitungan bisnis industri.
“Bisnis sedang tren, apalagi yang modern. Unicorn dan decacorn terus bermunculan. ITN Malang ingin meningkatkan kualitas institusi dan minat mahasiswa dengan prodi baru. S-2 Teknik Elektro dan Perencanaan Wilayah Kota sedang proses, dan FTI sekarang ingin prodi bisnis,” beber Yudi, Sabtu (23/11).
Dalam diskusi, ITN Malang mengundang dosen-dosen Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Di sana juga terdapat Fakultas Bisnis dan Manajemen Teknologi. Salah satu dosen yang hadir adalah Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng, SC.
Baca juga: Manfaatkan Digital Marketing untuk Bisnis Sukses
Baca juga: Yuk Jadi Pengusaha di Era Revolusi Industri 4.0
Udisubakti berpendapat, sah-sah saja institut teknologi memiliki prodi bisnis. Terlebih lagi jika bisnis yang diajarkan masih seputar teknologi. “Pertumbuhan industri berbasis teknologi di Indonesia tinggi. Peluang keuntungannya juga besar. Saya rasa kita perlu lebih fleksibel karena zaman terus berkembang,” ujarnya.
Menurut dosen ITS ini, dengan membuka prodi bisnis peminat ITN akan semakin banyak. Prodi bisnis pun memiliki pangsa pasar yang bisa dibilang menjanjikan. “Institut teknologi tidak hanya diminati anak sains teknologi, tetapi juga sosial humaniora. Di Indonesia sendiri, prodi bisnis termasuk diminati. Bahkan cukup banyak pengusaha yang menginginkan anaknya belajar bisnis di dalam negeri,” terangnya. (ata)