itnmalangnews.id – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) kembali bermitra dengan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dalam penyelenggaraan kegiatan. Pada kesempatan ini kegiatan yang dilaksanakan bertajuk “Pelatihan Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang Berpotensi Paten”, Rabu (03/07). Waktu pelaksanaannya selama tiga hari dua malam sampai Jumat (05/07) di The Singhasari Resort, Kota Batu. ITN Malang dipilih menjadi tuan rumah sekaligus penyelenggara.
Pelatihan Pemanfaatan Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang Berpotensi Paten, di Batu Malang. (Foto: Ata/itnnews)
Dalam setahun, Kemenristekdikti dapat menggelar kegiatan serupa di sembilan lokasi berbeda. Pelatihan kali ini diikuti oleh sebanyak 79 peserta dari perguruan tinggi di Malang dan sekitarnya. Peserta terjauh berasal dari Jember. Kampus biru sendiri mengirimkan sembilan dosennya untuk mengikuti pelatihan.
Juldin Bahriansyah, ST, M.Si, Kepala Subdirektorat Valuasi dan Fasilitas Kekayaan Intelektual Kemenristekdikti menuturkan pelatihan bermula dari keluhan para akademisi terkait paten. Draft paten masih dianggap sulit dan rumit sehingga mereka kurang termotivasi mengejarnya. “Jadi kita bikin pelatihan. Siapa yang drafting-nya bagus dan dari segi kebaruan memenuhi akan diberi insentif pendaftaran hak paten. Kuota insentif untuk sekitar 30 orang. Sisanya tetap dapat menempuh insentif lain atau mendaftarkan sendiri,” jelas Juldin, Rabu (03/07).
Kepala subdirektorat dari Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti tersebut meneruskan jika Indonesia menargetkan peningkatan jumlah paten. Kemenristekdikti optimis pada 2019 paten akan lebih meningkat karena semakin banyak yang sadar manfaatnya. Tahun 2017 jumlah paten 2200, dilanjutkan dengan 2800 paten pada 2018 alias kenaikan 600 paten. Ia menargetkan 2019 kenaikan paten mencapai 1000 judul.
Baca juga: Digandeng Kemenristekdikti, Rektor ITN Malang Support Tingkatkan Jumlah Paten Dosen
Baca juga: Mahasiswa ITN Malang Membuat Power Bank dari Arang, Air, dan Garam
Pertimbangan lain menargetkan kenaikan paten adalah mengejar keseimbangan jumlah paten dan publikasi internasional. Kendati jumlah paten Indonesia tertinggi se-ASEAN sejak 2017, tetapi jumlahnya masih berbeda jauh dengan publikasi internasional yang menyentuh angka 30 ribu. “Di negara maju seperti Jepang, jumlah paten bahkan dua kali lipat publikasi internasionalnya. Namun, karena saat ini Kemenristekdikti fokus ke publikasi internasional, perihal paten bisa lebih menjadi prioritas perhatian pemerintah setempat dan instansi,” pungkas Juldin. (ata)
Link terkait www.itn.ac.id