
itnmalangnews.id – Juldin Bahriansyah, ST.,M.Si., selaku Kasubdit Valuasi dan Fasilitasi Kekayaan Intelektual Ristekdikti berkata, verifikator Science and Technology Index (Sinta) memiliki tanggung jawab yang besar bagi publikasi Indonesia. “Di ujung jari bapak ibu sekalian terdapat tanggung jawab besar dalam misi kita untuk menjadikan Sinta sebagai rujukan utama di Indonesia dan internasional,” ujar Juldin dalam Pelatihan Verifikator Sinta bekerjasama dengan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Senin (25/02).
Menurut Juldin, Sinta sebagai pusat data pencatatan dan pengembangan ke depannya dapat menjadi barometer karena memiliki indeks aktivitas. “Oleh karena itu, jangan sampai ada hal yang tidak valid dalam Sinta. Di sini merupakan tugas kita sebagai verifikator untuk menjamin hal itu,” lanjutnya.
Di Indonesia jumlah verifikator terus meningkat seperti halnya publikasi karya. Ristekdikti menargetkan ke depan setiap Perguruan Tinggi memiliki satu verifikator agar lebih memudahkan verifikasi. “Kami berharap setiap kampus punya verifikator. Kami juga sedang berusaha untuk meningkatkan reward dalam hal ini. Pada 2018 publikasi Indonesia nomor 2 se-Asean dengan margin hanya sekitar 1000 karya. Tahun ini kita berusaha menyalip Malaysia,” pungkas Juldin. (ata)