Mahasiswa baru FTSP ITN Malang mengikuti PKKMB fakultas di Lapangan Merah Kampus 1 ITN Malang. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) mendapat sambutan hangat dari sivitas akademika Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP). Maba FTSP periode 2022/2023 disambut di Lapangan Merah Kampus 1 ITN Malang pada Sabtu (16/9/2023).
Gigantik FTSP ITN Malang menjadi momentum Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) oleh fakultas. Usai diterima oleh fakultas, mahasiswa akan diarahkan ke prodi masing-masing untuk menerima informasi terkait akademik maupun non akademik. Empat hari sebelumnya maba juga sudah mengikuti Gigantik institut.
Baca juga: Rektor ITN Malang: Gigantik 2023 Siap Jadikan Maba Tangguh, Berinovasi, Kompeten dan Raih Sukses
Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST, MT., pada sambutannya menekankan bahwa di kampus teknik ITN Malang tidak boleh ada aktivitas yang bersifat bullying, dan kekerasan seksual. Meskipun di perguruan tinggi mahasiswa dianggap terdidik, namun kenyataannya di luar sana tetap terjadi di lingkup akademik.
“Sekarang yang menjadi fokus kami bullying dan kekerasan seksual. Ini harus bersama kita hindari, jangan sampai terjadi. Sehingga mereka (mahasiswa) dapat melaksanakan pendidikan di ITN Malang dengan nyaman dan baik. Dengan begitu harapannya bisa lulus tepat waktu, dan sukses (nilai bagus),” jelas Debby, saat ditemui oleh Humas ITN Malang sebelum acara.
Untuk itu, fakultas lewat wakil dekan 3 bidang kemahasiswaan mendampingi maba dan prodi untuk memantau bila ada aktivitas yang berkaitan dengan hal tersebut. Fakultas juga meminta kepada mahasiswa untuk selalu melaporkan keluh kesahnya kepada prodi agar bisa ditindaklanjuti.
“Prodi yang paling paham mahasiswanya. Kalau mahasiswa ada keluhan silakan disampaikan kepada prodi, dan prodi melaporkan kepada kami untuk ditindaklanjuti. Harapannya prodi juga bisa membuka diri, bersikap kekeluargaan, sehingga mahasiswa tidak khawatir, dan tidak resah. Dengan begitu mahasiswa juga bisa lebih terbuka kepada prodi,” tegasnya.
Baca juga: Gigantik ITN Malang Kuatkan Karakter Maba dengan Pelatihan Baris Berbaris
Untuk pengenalan prodi mahasiswa akan mendapat penjelasan terkait struktur kurikulum masing-masing prodi, praktikum, dan sebagainya. Prodi juga akan memberikan strategi-strategi yang bisa dilakukan oleh maba agar bisa lulus tepat waktu.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pertemuan dengan forum orang tua atau wali secara daring. Bagaimanapun tanggung jawab mendidik bukan hanya dibebankan kepada dosen, namun juga perlu melibatkan orang tua.
“Banyak wali yang tidak bisa hadir, jadi harus kami lakukan secara online. Kami berharap orang tua bisa bekerja sama. Kampus juga berusaha memfasilitasi dengan baik, sehingga bersama-sama kami bisa mengantarkan perjalanan studi anak-anak kami,” harapnya.
Peserta Gigantik FTSP ITN Malang kali ini masih didominasi oleh mahasiswa teknik sipil S-1, dan arsitektur S-1 sebagai prodi favorit. Selebihnya ada perencanaan wilayah dan kota (PWK) S-1, teknik geodesi S-1, dan teknik lingkungan S-1.
Benediktus Diky D Beda (diky) salah satu mahasiswa teknik sipil menyatakan rasa senangnya menjadi bagian dari keluarga besar Teknik Sipil ITN Malang. Mahasiswa asal Flores Timur, NTT ini mengikuti rangkaian Gigantik dengan antusias.
Menurut Diky, posisi ITN Malang sebagai institut swasta terbaik di Indonesia membawanya memilih kuliah di teknik sipil ITN Malang. “Saya mencari di internet jurusan yang dibutuhkan dalam dunia kerja. Salah satunya ya di teknik sipil. ITN pasti punya fasilitas yang sangat baik untuk mendukung saya dalam kuliah,” harapnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)