itnmalangnews.id – Generasi muda patut waspada dengan menggilanya peredaran Narkoba di Indonesia. Tak tanggung-tanggung tercatat 1.100 ton Narkoba yang sudah masuk ke Indonesia. Mengerikannya, 75 persen dari jumlah itu lolos tidak terdeteksi sementara 25 persennya berhasil diamankan. Hal ini sebagaimana dinyatakan AKBP Bambang Sugiharto, kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang saat menjadi pembicara dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus untuk Mahasiswa Baru (PKKMB) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Rabu (13/9).
Menurut Bambang, para pengedar barang haram tersebut selalu punya cara untuk mengelabuhi petugas dan hukum yang berlaku di Indonesia, sehingga barangnya dapat lolos. Misalnya, cara masuknya sudah tidak lagi lewat udara melainkan 80 persen sudah lewat laut, ini memungkinkan mengingat Indonesia memiliki banyak pulau dan pelabuhan. “Yang cukup banyak masuk lewat perairan lintas Sumatra, untuk itu di pelabuhan itu nantinya perlu pendeteksi,” tutur pria asal Pamekasan tersebut.
Secara umum, lanjutnya, wilayah Jawa Timur termasuk provinsi yang prevalensi penggunaan Narkobanya cukup tinggi. Sejauh ini Jawa Timur peringkat lima pengguna Narkoba secara nasional. Sementara itu, di Kota Malang penangkapan barang haram tersebut masih berkisar hitungan kilogram. “Di Malang belum sampai ton-tonan, ya kira-kira kiloan lah,” kata dia.
Sementara kawasan yang paling banyak disukai oleh pengedar adalah kawasan kampus, karena memang targetnya adalah generasi muda yang ingin dirusak. Untuk ukuran wilayah, Kedungkandang merupakan kawasan yang paling banyak kedapatan menggunakan Narkoba. “Setelah dapat barang itu, biasanya dipakai di kuburan,” papar alumni arsitektur ITN Malang itu.