itnmalangnews.id. – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang kembali berkiprah dalam ajang kontes robot regional III dan IV. Dalam kesempatan ini kampus biru mengirim lima tim yaitu, dari Teknik Informatika satu tim, Teknik Elektro tiga tim, dan dari Teknik Mesin satu tim. Para tim ini menyebar dalam lima kategori kontes, di antaranya: KRAI (Kontes Robot Abu Robocon Indonesia), KRPAI (Kontes Robot Pemadam Api Indonesia), KRSBI Beroda (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia Beroda), KRSBI Humanoid (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia), dan KRSTI (Kontes Robot Seni Tari Indonesia).
Dari kelima tim tersebut, Teknik Informatika merupakan tim debutan dari ITN Malang. Tim ini mengikuti kategori KRSBI Humanoid dalam gelaran yang dilaksanakan di Politeknik Negeri Malang. Suryo Adi Wibowo, dosen pendamping, menyatakan bahwa sebelumnya Teknik Informatika sudah memiliki persiapan ikut kontes tersebut tapi tertunda. “Tahun lalu kita sudah punya robot humanoid, tetapi ternyata lombanya sudah berjalan, akhirnya kita ikut yang tahun ini,” terang pria yang juga alumni ITN Malang itu saat ditemui di laboratorium Informatika, Sabtu (12/5).
Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Adi tersebut menceritakan perjuangan anak-anaknya hingga ikut lomba. Menurutnya pembuatan robot ini dilakukan selama kurang lebih lima bulan. Memang ada banyak kendala selama proses pembuatan, dan kendala terbesar adalah keterbatasan pendanaan. Namun begitu, anak-anak tim ITN Malang mampu mensiasasti keterbatasan tersebut dengan membuat sendiri beberapa elemen yang dibutuhkan. “Anak-anak, sampek tidak tidur semalaman, pulang kuliah mereka langsung kerja. Ini perjuangan yang sangat berarti buat mereka,” lanjut Adi.
Baca juga: Tim Robot Terbang ITN Malang Berlaga di Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2017
Baca: Wisudawan Terbaik Teknik Elektro, Tenangkan Bayi dengan Robot
Sementara pada saat lomba, Adi menceritakan bahwa pihaknya berhadapan dengan tim kuat yaitu Pens Surabaya yang kemudian menjadi juaranya di ajang tersebut. Tiga robot bola humanoid Teknik Informasi yang bernama IF-Dorota kalah dua kosong saat itu, namun dipertandingan keduanya berhasil menahan imbang lawan. “Pens Surabaya memang salah satu lawan berat untuk regional III dan IV,” kata dia.
Namun demikian, pria asli Malang itu mengatakan bahwa pengalaman pertama ini sangat berharga bagi dirinya dan tim. Untuk masa-masa akan datang pihaknya dapat melakukan perbaikan yang lebih maksimal. “Ada sensor dari robot kami yang perlu diperbaiki, kemudian kami harus lebih solid lagi untuk bisa berkolaborasi dengan jurusan lainnya, misalnya Teknik Mesin dan Elektro,” tuturnya. (her)