ITNMALANGNEWS-Berawal dari rasa prihatin terhadap peternak sapi di desa Precet Kota Batu, mahasiswa ITN Malang berhasil ciptakan mesin Chopper zero emisi atau pemotong rumput menggunakan energi terbarukan (biogas). “Selama ini masyarakat memotong rumput pakan sapi menggunakan arit kadang tangannya kena potong, ada juga yang menggunakan mesin tetapi kewalahan beli BBM-nya,” terang Suryo Adi Wibowo,ST.MT, salah satu dosen pembimbing kegiatan kreativitas mahasiswa ITN Malang saat ditemui di kampus II pada Jumat (28/8) lalu.
Keadaan itu menginspirasi lima mahasiswa ITN berkarya yaitu: Muhammad Nurhadi, Rahmat Surya, Mufti Al-Akhori, Rahmat Surya, dan Gaung Laharkharisma untuk membuat mesin Chopper zero emisi menggunakan bahan bakar biogas. Menariknya, biogas ini sudah dimiliki oleh warga Precet dari limbah kotoran sapi. “Masyarakat saat ini hanya menggunakan biogasnya hanya untuk memasak, padahal itu juga bisa digunakan untuk yang lain, seperti mesin pemotong rumput ini,” lanjut pria yang akrab disapa Adi tersebut.
Alhasil, dikumpulkanlah kebutuhan atau bahan-bahan untuk membuat mesin Chopper zero emisi tersebut. Di antaranya mesin motor GX 99 cc, pipa paralon, besi pencacah dst. Setelah itu mereka melakukan penelitian cukup lama mulai dari bulan Februari hingga Agustus 2015. Setelah berhasil dibuat mesin sederhana, ternyata masih banyak kekurangan seperti waktu operasinya yang hanya dua puluh menit karena mesinnya cepat panas, serta biogas yang digunakan tidak terlalu bersih membuat mesin tidak hidup dengan normal. “Dalam percobaan ini kami gagal berkali-kali, tapi kami coba lagi dan lagi,” terang Gaung Laharkharisma yang juga berada di lokasi.
Untuk mensiasati kendala tersebut, maka dibuatlah karburator dan filter yang dapat menyaring gas yang masuk ke mesin. Sehingga gas yang masuk sudah sangat bersih dan membuat mesin berputar normal. Sementara, untuk mengurangi panasnya mesin dipasang blower. “Setelah di pasang blower mesin Chopper zero emisi ini mampu beroperasi selama dua jam, dan dengan karburator juga dapat mengirit biogas,” lanjutnya. Mesin ini dapat digunakan untuk memotong segala jenis rumput.
Sementara Muhammad Nurhadi, ketua kelompok, menjelaskan keuntungan secara ekonomis menggunakan mesin ini. Menurut hitungannya jika warga memotong rumpu menggunakan arit membutuhkan waktu empat jam untuk memotong sebanyak 200 kilogram rumput. Tetapi dengan mesin Chopper zero emisi ini warga hanya butuh dua jam untuk memotong 200 kilogram rumput. Jadi jika dibandingkan dengan mesin yang menggunakan BBM, warga dapat menghemat 20 persen pada tahun pertama hingga break even poin (BEP). ”Nanti pada tahun selanjutnya warga dapat menghemat 80 persen, karena sudah tidak beli BBM,” tambah Nurhadi.
Menariknya lagi, mesin ini tidak mengeluarkan suara yang keras, sehingga tidak mengganggu pendengaran. Selain itu, karena mesin ini menggunakan biogas maka tidak ada emisi yang dikeluarkan. Bisa dibilang mesin ini zero emisi. Sehingga mesin ini sangat ramah lingkungan.
Berbagai keunikan ini menyebabkan mesin karya mahasiswa ITN Malang berupa mesin Chopper zero emisi ini berhasil lolos ke pimnas dengan judul Inovasi Perajang Rumput Untuk Efisiensi Pengolahan Pakan Ternak Menggunakan Energi Biogas. Dan akan diadu dengan kreativitas mahasiswa lainnya nanti pada 5 Oktober di Sulawesi Tenggara. (her)