Tim e-Sadewa, Robotika ITN Malang turun tanding pada Kontes Robot SAR (Search And Rescue) Indonesia (KRSRI) 2023 tingkat nasional, Jumat-Sabtu (02–03/6/2023). (Foto: Mita/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Robot e-Sadewa milik Robotika Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang turun tanding pada Kontes Robot SAR (Search And Rescue) Indonesia (KRSRI) 2023 tingkat nasional. Robot yang digawangi 10 mahasiswa Teknik Elektro S-1 ITN Malang ini menunjukkan kebolehannya pada babak penyisihan wilayah II yang diselenggarakan secara online selama dua hari, Jumat-Sabtu (02–03/6/2023).
Baca juga: www.itn.ac.id
Selain KRSRI, Kontes Robot Indonesia (KRI) juga mempertandingkan total 7 divisi, yakni: Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Beroda, Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot Tematik Indonesia (KRTMI), dan Kontes Robot Bawah Air Indonesia (KRBAI).
KRI adalah kegiatan kompetisi tahunan mahasiswa dalam bidang rancang bangun dan rekayasa robotika yang dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa pada perguruan tinggi di Indonesia, baik negeri maupun swasta.
Joni Zakaria Ketua Robotika ITN Malang mengatakan, sebelumnya KRI baik pada babak penyisihan maupun final diselenggarakan secara luring. Namun, sejak pandemi kompetisi diselenggarakan secara daring. Sehingga pada babak penyisihan KRI 2023 kali ini pun juga dilaksanakan secara daring. Untuk tingkat wilayah I dan II digelar oleh Universitas Semarang (USM) pada 28 Mei – 5 Juni 2023.
Baca juga: Pertahankan Nilai Tertinggi, Prodi Teknik Elektro S-1 Raih Akreditasi Unggul
“Kami menurunkan satu robot SAR. Satu tim terdiri dari tiga tim inti. Selebihnya tim support. Bersama-sama kami meriset robot, membuat lintasan, dan lain sebagainya,” kata Joni saat ditemui usai lomba robot di kampus 2 ITN Malang, Jumat (02/6/2023).
Robot SAR e-Sadewa merupakan robot berkaki yang dilengkapi gripper (capit). Gripper digunakan robot untuk proses pengambilan barang. Gripper didesain sesuai dengan bentuk dari barang/produk yang diambil.
Menurut Joni, perbedaan kompetisi robot SAR tahun ini ada pada rintangan. Kalau biasanya robot SAR didesain beroda untuk melewati labirin, dan memadamkan api. Kali ini tugas robot adalah melewati jalur rintangan. Dengan rute menurun dan menanjak.
“Konsepnya tahun ini bencana alam. Robot SAR ditugaskan menolong korban anak kecil. Robot harus menyelamatkan korban di lima titik untuk dibawa ke safety zone,” imbuhnya.
Baca juga: UART Nagapasha ITN Malang Siap Kompetisi di Ajang Shell Eco Marathon 2023 Mandalika
Namun dalam perjalanan menolong korban tidaklah mudah. Robot harus melewati rintangan seperti jalan pecah, jalan menurun, melewati baru coral, melewati kelereng sebagai pengganti lumpur. Menyelamatkan korban di tempat terbuka, dan yang sulit adalah menyelamatkan korban berada di dalam reruntuhan. Dan untuk mencapai finis robot harus menaiki jalan yang menanjak.
“Desainnya menantang. Kemarin kami agak kesulitan membuat desain jadi perlu mengulanginya beberapa kali. Kami rasa TOR-nya kurang detail. Karena desain ini menentukan kelancaran jalannya robot,” jelasnya.
Pada KRSTI tim robot mendapat dua kali kesempatan tampil. e-Sadewa pada hari pertama berhasil mengumpulkan 750 poin, dan hari kedua 1.200 poin. Dari semua nilai termasuk video, e-Sadewa menduduki urutan 25 dari 46 tim KRSTI wilayah 2.
“ITN Malang total nilainya di urutan ke-25. Sedangkan yang diambil untuk maju ke babak final bersama wilayah 1 hanya 24 tim. Kami selisih 100 poin dengan urutan ke-24. Sayang sekali memang. Tapi Tim e-Sadewa sudah berjuang dengan maksimal. Kontes tahun ini akan menjadi catatan kami untuk lebih baik lagi kedepannya,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)