Kaprodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr. Komang Astana Widi, ST., MT. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Akreditasi Peringkat Unggul kembali diraih oleh Prodi Teknik Mesin S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Sebelumnya teknik mesin telah memperoleh Akreditasi A dari BAN PT. Setelah lima tahun berjalan, Prodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang berhasil mempertahankan prestasinya dengan meraih Akreditasi Unggul. Kali ini yang mengeluarkan adalah Lembaga Akreditasi Mandiri Program Studi Teknik (LAM Teknik), Badan Tetap Akreditasi Pendidikan Keteknikan, Persatuan Insinyur Indonesia (PII), pada April 2023 lalu.
Baca juga: www.itn.ac.id
Kaprodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr. Komang Astana Widi, ST., MT menyatakan, keberhasilan Prodi Teknik Mesin S-1, ITN Malang dalam meraih Akreditasi Unggul tidak terlepas dari peran seluruh pihak terkait. Baik dosen, tenaga kependidikan (tendik), mahasiswa, alumni, stakeholder, dan masyarakat.
Menurutnya, keberhasilan tersebut bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Namun, sebagai awal perjuangan baru dalam mempersiapkan Prodi Teknik Mesin S-1, ITN Malang menuju akreditasi internasional IABEE (Indonesian Accreditation Board for Engineering Education).
IABEE merupakan sebuah organisasi independen nirlaba yang didirikan sebagai bagian dari lembaga Persatuan Insinyur Indonesia (PII) untuk menumbuhkembangkan budaya mutu dalam pengelolaan pendidikan tinggi di bidang teknik dan computing.
“Untuk menuju ke sana banyak yang harus dipersiapkan dan dievaluasi. Terutama kegiatan-kegiatan prodi yang berhubungan dengan luar negeri. Seperti kerjasama internasional baik penelitian maupun penerimaan maba, dan juga lomba mahasiswa tingkat internasional,” tuturnya.
Menurut Komang, perjuangan mendapatkan Akreditasi Unggul pun tidak mudah. Ada Syarat Perlu Peringkat yang harus terpenuhi untuk meraih Peringkat Unggul. Antara lain, kualifikasi akademik dosen tetap program studi (DTPS) pengampu mata kuliah dengan bidang keahlian yang sesuai dengan kompetensi inti program studi, jabatan akademik DTPS pengampu mata kuliah dengan bidang keahlian yang sesuai dengan kompetensi inti program studi, waktu tunggu, dan kesesuaian bidang kerja.
“Syarat Unggul salah satunya kualifikasi akademik dosen. Maka, perlu meningkatkan jumlah SDM dengan mendorong dosen untuk kuliah lanjut S-3, dan (usulan kenaikan) kepangkatan dosen,” imbuhnya.
Keberhasilan akreditasi teknik mesin ini juga ditunjang dengan adanya perubahan kurikulum yang berbasis Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Untuk menggalakkan program MBKM salah satunya dengan meningkatkan kerja sama dengan alumni. Serta melakukan pertukaran mahasiswa dengan kampus lain.
“Alumni sangat support terutama dalam kegiatan MBKM. Ini sangat membantu kami (prodi). (Perusahaan) alumni siap menyerap mahasiswa untuk MBKM. Yang lebih pas MBKM sementara ini program magang dan pertukaran mahasiswa,” ujarnya.
Menurut Komang, minat masyarakat terhadap jurusan teknik mesin masih cukup besar. Ini terlihat dengan jumlah mahasiswa yang masuk ke teknik mesin. Teknik Mesin S-1 ITN Malang juga memiliki laboratorium yang kapasitas lab-nya sangat mendukung, bahkan melebihi standar yang ada. Laboratoriumnya sudah sesuai dengan kriteria badan kerja sama teknik mesin (BKSTM). Dengan standar minimal laboratorium, dan standar minimal kurikulum.
Komang juga berharap, untuk mempertahankan Akreditasi Unggul kedepannya teknik mesin semakin banyak menjalin kerja sama terutama di tingkat internasional. Membuka kran kerja sama dengan universitas luar negeri, khususnya dengan alumni yang berada di luar negeri. Baik yang menjadi dosen maupun praktisi. Serta, meningkatkan kolaborasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Salah satu keunggulan kami (teknik mesin) telah memiliki alumni yang bekerja di tingkat internasional. Ini juga menjadi kriteria penilaian,” katanya.
Dengan begitu Teknik Mesin S-1 ITN Malang yang saat ini memiliki daya saing regional kedepannya bisa semakin merambah ke tingkat internasional. Dengan demikian tahun 2024 diharapkan kurikulumnya sudah berbasis internasional. “Kami menargetkan empat tahun kedepan Teknik Mesin S-1 ITN Malang sudah menambah empat dosen yang bergelar doktor dan dua guru besar,” tandasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)