Mahasiswa magang MBKM Teknik Mesin ITN Malang foto bersama dengan Wakil Dekan I Fakultas Teknik Industri (FTI) ITN Malang, Sibut ST MT, (paling kiri), Nyoman Sugiartha, HC and Marketing Director, PT Jatim Taman Steel, Mfg (tengah), Ketua Prodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr Komang Astana Widi, ST MT (sebelah kanan mahasiswa), dan para dosen pendamping. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Mahasiswa Teknik Mesin S-1, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang sukses melakukan magang MBKM practical problem solving (PPS) dengan quality control projects di PT Jatim Taman Steel Mfg, Sidoarjo. Kesuksesan ini menjadi perhatian serius bagi Prodi Teknik Mesin S-1, ITN Malang. Hasil Program Magang MBKM selama empat bulan mulai April – Juli 2022 dievaluasi lewat presentasi dari peserta magang. Bahkan tidak hanya dihadiri oleh prodi dan perwakilan fakultas, tapi juga dihadiri oleh Nyoman Sugiartha, HC and Marketing Director, PT Jatim Taman Steel, Mfg.
Baca juga: www.itn.ac.id
Wakil Dekan I Fakultas Teknik Industri (FTI) ITN Malang, Sibut ST MT, turut menyimak dan mencermati hasil magang mahasiswa Teknik Mesin ITN Malang. Menurutnya, kegiatan magang banyak manfaatnya, dan sangat penting. Sehingga menarik untuk diikuti oleh mahasiswa. Ia berharap, dalam kegiatan magang selanjutnya bisa lebih ditingkatkan. Baik persiapan jurusan, maupun jumlah mahasiswa magang. Mulai dari persiapan seleksi mahasiswa, monitoring proses, hingga evaluasi pasca magang.
“Terimakasih PT Jatim Taman Steel sudah memfasilitasi mahasiswa magang. Harapannya kegiatan magang betul-betul bermanfaat. Tidak hanya untuk mahasiswa dan ITN Malang, namun juga bagi perusahaan,” ujar Sibut saat memberi sambutan di Ruang Amphi Lt 2 Gedung Mesin, Kampus 2 ITN Malang, pekan lalu.
Baca juga: Tingkatkan Performa Pesawat, Wisudawan Terbaik Teknik Mesin Teliti Bentuk Airfoil Sayap Pesawat
Sementara itu Ketua Prodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr Komang Astana Widi, ST MT mengatakan, mahasiswa Teknik Mesin ITN Malang lolos magang lima orang di PT Jatim Taman Steel. Yakni, Franciskus Fandi Levi, Nengah Darmawan, I Made Surya Artama, I Gede Made Ananda, dan Sofwan Sultoni.
Menurut Komang, magang MBKM ini bisa dikonversi 20 SKS. Dan, sistem di MBKM boleh magang berlanjut. Setelah magang dianggap berhasil bisa ditingkatkan arahnya sebagai bahan skripsi, atau penelitian. Mahasiswa selesai magang juga bisa melanjutkan magang kembali jika perusahaan mengijinkan. Program magang ini berbeda dengan PKL yang hanya dua bulan selesai.
“Evaluasi ini untuk memaksimalkan program magang selanjutnya. Harapan kedepan mahasiswa magang MBKM Teknik Mesin yang diterima lebih banyak. Dan, begitu mahasiswa lulus dengan sertifikat magang akan lebih mudah dalam memperoleh pekerjaan,” harap Komang.
Perwakilan PT Jatim Taman Steel, Mfg, Nyoman Sugiartha juga turut memberi perhatian kepada mahasiswa magang ITN Malang. PT Jatim Taman Steel turut mensupport program MBKM pemerintah dengan menyiapkan mahasiswa yang memiliki kompetensi setelah magang.
Menurut Nyoman, magang mahasiswa Teknik Mesin ITN Malang diberi tantangan untuk melakukan practical problem solving. Kemampuan yang harus dimiliki agar dapat bersaing ini perlu latihan. Sehingga perusahaan mewajibkan mahasiswa magang untuk melakukan presentasi setiap pekan.
“Orang magang (juga) harus memberikan manfaat bagi perusahaan. Magang dari kampus bukan hanya sekedar magang, namun juga benar-benar belajar tentang perusahaan. Di perusahaan kami mahasiswa ITN melakukan problem solving. Mereka membuat konsep, dan harus bertemu saya tiap minggu (presentasi),” kata Nyoman.
Dikatakan Nyoman, dengan waktu yang terbatas ternyata mahasiswa Teknik Mesin ITN Malang bisa melakukan practical problem solving yang hal tersebut tidak didapatkan di kampus. Dengan peran serta mahasiswa magang ITN Malang ini PT Jatim Taman Steel mengeluarkan sertifikat kompetensi dalam pelaksanaan practical problem solving (PPS) dengan quality control projects. Padahal menurutnya, sangat jarang perusahaan mengeluarkan sertifikat kompetensi.
“Alhamdulillah lima mahasiswa ini luar biasa. Mereka sudah mempunyai kompetensi dalam melaksanakan practical problem solving, ini tidak mudah. Mereka harus melakukan analisa. Mereka (sudah) menguasai soft skill yang harus dimiliki oleh seorang engineer. Skill ini tidak banyak yang punya. Meski sarjana yang baru lulus sekalipun. Mahasiswa tentunya berharap punya value yang berbeda, dan perusahaan yang ditempati mendapat manfaat dari mereka magang. Dan tentunya prodi akan menunjukkan bahwa mereka siap untuk itu. Kalau mereka punya potensi, mereka juga bisa bekerja di kami,” tandas Nyoman yang juga alumnus Teknik Mesin ITN Malang angkatan ’88 ini.
Baca juga: ITN Malang Siap jadi Pioner Kampus Metaverse di Indonesia
Mahasiswa magang MBKM Nengah Darmawan menjelaskan, mereka berlima selama magang di PT Jatim Taman Steel mengerjakan sistem analisa problem solving. Memberi masukan atau rekomendasi dari proyek analisa problem solving yang mereka kerjakan. Magang inipun menjadi pengalaman tersendiri bagi Darmawan akrab disapa.
“Dalam proyek quality control project (QCP) proses pembuatan baja ini kami benar-benar belajar sekaligus menerapkan ilmu yang kami dapat di kampus. Tiap Minggu kami juga melakukan presentasi terkait problem solving proyek yang kami buat. Ini menjadi pengalaman secara nyata,” katanya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)