itnmalangnews.id – Kapal Shumoo (small hidrography marine boundary board) karya mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang patut diacungi jempol. Betapa tidak, kapal ini tidak hanya memiliki kemampuan mengukur daerah perairan dangkal tetapi sudah membuat perusahaan asal Malaysia kepincut untuk mempromosikannya. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Ketut Tomy Suhari, penggagas kapal berwarna oranye itu.
Ditemui di ruang humas ITN Malang, Tomy menceritakan tentang proses penemuan gagasan kapal hingga diminati perusahaan Geo Envy SBN, BDN, asal Malaysia. Menurut pemuda jurusan Planologi tersebut mulanya kepikiran tentang alat untuk geodesi yang dapat mengukur derah perairan tanpa nyemplung ke air. Dia kemudian memikirkan kapal yang dapat sekaligus mengukur.
Namun bekal keilmuannya tentang Geodesi belum cukup merealisasikan gagasannya. Karena untuk membuat kapal membutuhkan kemampuan elektro, mesin, dan informatika. Akhirnya dia mencari kawan dibidang keahlian yang dibutuhkan itu. Alhasi, dia berkolaborasi dengan mahasiswa elektro: Indah Jonathan Lomi dan Rahmawati, mahasiswa teknik mesin: Wayan Wahyu, mahasiswa informatika: Zainuri. Bersama keempat temannya inilah gagasannya mulai diwujudkan. “Bersama tim inilah kami berincang-bincang untuk membuat kapal Shumoo dengan menggabungkan skill yang ada,” tutur pria asal Bali itu.
Tak lama setelah itu proses pembuatan dilakukan, sementara untuk dana sebagian menggunakan dana pribadi sebagian lainnya dapat dari PKM 2016. Pembuatan kapal dengan bobot 10 kilogram itu membutuhkan waktu selama tiga bulan. Adapun bahan yang digunakan adalah fiberglass. “Waktu tiga bulan karena kita baru membuat, tetapi untuk selanjutnya sebulan saja sudah cukup,” tutur mahasiswa Geodesi tersebut.
Adapun spesifikasi dari kapal berukuran 115 x 35 sentimeter itu adalah dapat melaju di atas air dengan kedalaman 0,5 meter. Selama melaju kapal merekam posisi GPS, kedalaman air, serta suhu air. Kemampuan inilah yang membuat kapal ini dapat digunakan untuk mengukur daerah perairan dangkal. “Karena ini masih prototype masih digunakan di perairan dangkal. Namun bisa dikembangkan ke mengukur di lautan. Bahkan nanti akan autonomous,” katanya.
Kelebihan inilah yang membuat kapal Shumoo lulus pimnas 2016 lalu, dan bahkan yang membanggakan sudah ada perusahaan dari Malaysia yang siap mempromosikan kapal jenis ini. Memang menurut Tomy harganya jika dijual sangat murah jika dibangdingkan kapal lain yang dapat melakukan hal yang sama. “Kapal ini kalau disewa 5 hingga 10 juta rupiah, kalau dijual antara 70 hingga 80 juta. Kalau beli di Eropa harga 1,5 miliar rupiah,” kata dia. (her)
Saya sebagai alumni dan lihat langsung waktu Presentasi PKM di Unmuh ikut apresiasi bagus dan hebat. semangat ya buat adek adek ITN Malang terus berinovasi