Dimas Putra Pamungkas lulusan terbaik Teknik Mesin D-3, Fakultas Teknologi Industri (FTI), ITN Malang pada Wisuda ke 72 Periode II tahun 2024. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Pembuatan mebel dari kayu selama ini menyisakan limbah serbuk gergaji kayu. Limbah ini biasanya hanya dibuang atau dibakar. Padahal serbuk gergaji kayu dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif dan dapat dibentuk menjadi wood pellet. Untuk menghasilkan wood pellet yang baik membutuhkan mesin yang baik pula.
Mesin wood pellet inilah yang dibuat oleh Dimas Putra Pamungkas. Dimas merupakan lulusan terbaik Teknik Mesin D-3, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Ia ikut diwisuda pada Wisuda ke 72 Periode 2 ITN Malang. Menariknya, di lingkungannya Dimas merupakan Ketua Karang Taruna.
Baca juga: Mahasiswa Teknik Mesin D3 ITN Malang Buka Warung Sedekah, Pelanggan Boleh Makan Sepuasnya
“Saya melihat di Kemirahan, Kota Malang selama ini limbah gergaji kayu hasil mebel hanya dibuang. Jadi saya mencoba membuat mesin wood pellet untuk memanfaatkan limbah tersebut sebagai bahan bakar alternatif,” katanya saat ditemui di Kampus 1 ITN Malang. Lingkungan Kemirahan merupakan salah satu sentra penghasil mebel di Kelurahan Polowijen, Blimbing, Kota Malang.
Mahasiswa asal Kota Malang ini membuat perencanaan transmisi pada mesin wood pellet dengan sistem continuous band sealer otomatis. Sistem ini dapat mengemas produk dalam plastik secara otomatis menggunakan pita pemanas untuk menyegel kemasan.
“Jadi mesin dilengkapi sealer. Setelah produk wood pellet jadi langsung masuk kemasan dan dikemas menggunakan continuous band sealer,” jelasnya.
Untuk membuat mesin wood pellet yang dibutuhkan adalah hopper yang dipasang di bagian atas untuk menampung serbuk gergaji. Turun ke bawah melewati frame atas, dimana frame atas ini tempat untuk mensetting poros roller guna memadatkan bahan wood pellet yang masuk. Kemudian masuk frame bawah tempat cetakan pelet sekaligus tempat untuk menampung hasil cetakan. Dibagian frame bawah ada tempat keluarnya hasil wood pellet dan ada wadah yang menerima hasil wood pellet yang bisa langsung dipasang plastik kemasan.
Cetakan wood pellet berbentuk lubang-lubang (saringan) yang terbuat dari baja tahan karat. Lubang-lubang ini menentukan diameter wood pellet. Dilengkapi dengan roller untuk mengepres atau memadatkan. Hasil padatan mempengaruhi kualitas wood pellet.
“Untuk membuat pelet serbuk kayu dicampur tepung kanji, oli bekas, dan air secukupnya. Oli fungsinya untuk pembakaran,” imbuhnya.
Pemilik IPK 3,90 ini menjelaskan, transmisi pada mesin wood pellet merupakan bagian yang sangat penting. Tujuan dari perencanaan transmisi adalah merencanakan komponen transmisi dan menentukan perhitungan transmisi yang digunakan pada mesin wood pellet.
Baca juga: Tim Spectra Pyroengine ITN Malang Kembangkan Alat Pirolisis untuk Mengolah Sampah Plastik Jadi
Untuk pergerakan mesinnya memakai motor listrik 1hp 1 Phase dengan kecepatan 1400 rpm. Bagian transmisi yang pertama ada motor penggerak disambungkan melalui v-belt dan pulley. Merupakan komponen yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros satu ke poros lainnya. Kemudian pulley 1 dipasang di poros motor penggerak dan pulley 2 dipasang di poros gearbox beserta v-belt. Saat motor penggerak berputar maka gearbox akan berputar yang berfungsi untuk menggerakkan cetakan pellet. Karena cetakan berputar roller juga ikut berputar.
“Mesin per menit bisa memproduksi sekitar 1 kg wood pellet. Mesin ini hanya sebatas untuk penelitian, kalau untuk produksi memang kapasitasnya kurang besar,” kata putra pasangan Sapto Utomo dan Yayuk Marliyani ini.
Mesin wood pellet portable dilengkapi roda pada kaki-kakinya, sehingga mudah dipindahkan. Untuk membuat mesin ini Dimas dan temannya yang mengambil judul berbeda menghabiskan dana sekitar 5 juta rupiah, dengan waktu sekitar empat bulan.
“Secara sistem kerjanya sama seperti mesin di pasaran. Hanya saja tempat gearboxnya yang beda,” tuntas alumnus SMKN 1 Singosari, Malang. Dimas menyelesaikan skripsi dibawah bimbingan dosen pembimbing Peniel Immanuel Gultom, ST., MT. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)