Ketua Tim PKKM Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr. Eko Yohanes S, ST., MT., (kiri) saat menerima hibah PKKM di Jakarta. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Program Studi Teknik Mesin S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) meraih pendanaan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) Tahun 2024. Diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Hibah didapat usai Prodi Teknik Mesin ITN Malang melewati verifikasi kelayakan yang dilaksanakan di Jakarta pada Februari 2024, dan pengumuman penetapan penerimaan bantuan PKKM keluar pada April 2024 lalu.
PKKM merupakan program Kemdikbud RI untuk mendukung kebijakan Kampus Merdeka. Bertujuan untuk meningkatkan mutu, relevansi dan inovasi pendidikan tinggi untuk merespon, dan mengantisipasi perkembangan IPTEK di masa depan sesuai dengan keunggulan program studi, dan meningkatkan kerja sama dengan dunia industri (DUDI), dan top world class universities dalam rangka transformasi pendidikan tinggi untuk mendapatkan pengakuan internasional dan meningkatkan daya saing bangsa.
ITN Malang di bawah pembinaan LLDikti Wilayah VII Jawa Timur masuk regional 1, di liga 3. Posisi liga 3 diharapkan dapat mendorong pengembangan inovasi perguruan tinggi di bidang pembelajaran dengan menerapkan kebijakan Kampus Merdeka agar secara langsung meningkatkan mutu dan efektivitas pembelajaran. Mencakup pemutakhiran kurikulum yang memenuhi standar nasional pendidikan tinggi dan disusun bersama mitra eksternal perguruan tinggi. Pembelajaran yang efektif diharapkan dapat meningkatkan mutu kinerja pendidikan tinggi dan relevansi lulusan.
Menurut Ketua Tim PKKM Teknik Mesin S-1 ITN Malang, Dr. Eko Yohanes S, ST., MT., program PKKM selaras dengan program di teknik mesin yakni keinginan untuk go publik dengan kecukupan fasilitas yang dimilikinya. Perlunya meningkatkan fasilitas dan standarisasi laboratorium mendorong tim teknik mesin mengajukan program PKKM.
“Kami membutuhkan standarisasi laboratorium. Apalagi dalam program MBKM kami ada kerja sama dengan industri. Setidaknya laboratorium bisa standar untuk uji material dari segi manufaktur maupun konversi energinya. Di teknik mesin sendiri ada tiga lab, yakni komputer, material, dan manufaktur,” kata Eko saat ditemui di Ruang Humas ITN Malang beberapa waktu lalu.
Menurut Eko, teknik mesin mendapat hibah PKKM sebesar 774 juta rupiah. 50 persen untuk kegiatan MBKM, 50 persen untuk pembelian alat laboratorium khususnya laboratorium komputer dan material. Total sudah ada 23 komputer yang dimiliki. Rencananya akan menambah sekitar 7 komputer yang bisa digunakan untuk simulasi Axis.
Baca juga: ITN Malang Gandeng PADI Technology Fasilitasi Mahasiswa Magang MBKM
Ditambahkan Eko, untuk mendapatkan hibah PKKM ada beberapa penilaian yang diperhitungkan. Yakni, prodi sudah pernah melakukan MBKM di tahun sebelumnya, Teknik Mesin ITN Malang sudah terakreditasi A sehingga lebih mudah dalam mengembangkan program berbasis laboratorium. Dimana semua kegiatan baik pembelajaran, penelitian, dan abdimas menggunakan laboratorium. Disinilah pentingnya standarisasi laboratorium. Sementara untuk program MBKM mahasiswa sudah mengikuti magang di industri. Ada 20 partner industri yang bekerja sama dengan teknik mesin untuk MBKM.
“Di dalam laboratorium mahasiswa bisa mendesain maupun mensimulasikan kebutuhan dan menjawab permasalahan engineering di industri. Teknik mesin lewat MBKM memprogramkan di semester 8 mahasiswa bisa magang di industri dengan pengakuan 20 SKS,” tutur Kaprodi Teknik Mesin S-1 ITN Malang ini.
Untuk kebutuhan go publik laboratorium teknik mesin diharapkan semua bisa terstandarisasi. Selain untuk kebutuhan sivitas teknik mesin, juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan praktikum pelajar SMK/SMA, perguruan tinggi lain, dan industri. Sementara bagi mahasiswa sendiri akan lebih terampil dan siap ketika nanti sudah lulus, dan masuk ke dunia industri.
“Sebelum masuk industri kami sudah siapkan lab untuk menambah kompetensi mahasiswa. Salah satunya dibantu dengan hibah (PKKM) dan pengalaman mengikuti MBKM. Setelah lulus mereka bisa langsung melamar di tempat MBKM, atau bisa ke industri lain dengan bekal pengalamannya di dunia kerja,” bebernya.
Rosadila Febritasari, ST., MT, Kepala Laboratorium Komputer Teknik Mesin ITN Malang menambahkan, dengan program pembelajaran berbasis laboratorium maka mahasiswa akan lebih tertarik untuk beraktifitas di lab. Program PKKM Teknik Mesin ITN Malang menyajikan tiga aktivitas bidang ilmu, yakni material dua aktivitas, desain dan simulasi satu aktivitas.
“Dengan lab bagus, maka mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan industri juga lebih cepat. Karena memang bukan hal baru lagi bagi mereka,” katanya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)