Radimas Putra Muhammad Davi Labib, ST., MT., dosen Teknik Elektro S-1 ITN Malang, dan Joni Zakariya mahasiswa asisten Laboratorium Otomasi saat memantau peserta yang sedang praktek IoT (Internet of Things). (Foto: Mita Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Penerapan IoT (Internet of Things) dalam kehidupan sehari-hari semakin memudahkan pekerjaan manusia. Penerapan IoT yang sering ditemui adalah pada konsep smart home (rumah pintar). Dimana berbagai perangkat rumah tangga terhubung sistem dan jaringan internet.
Radimas Putra Muhammad Davi Labib, ST., MT., dosen Teknik Elektro S-1 ITN Malang menyebutkan, IoT adalah sistem monitoring suatu alat yang bisa dilakukan secara online dan real-time serta bisa diakses dimana saja. Alat yang bisa diaplikasikan dengan IoT seperti lampu, kipas angin atau AC, kulkas, mesin cuci, TV, dan lain sebagainya.
“Bisa dipantau lewat smartphone. Jadi seumpama bepergian jauh tidak perlu bingung menyalakan dan mematikan lampu. Juga bisa memantau peralatan listrik di rumah yang sedang aktif apa saja. Jadi tidak perlu khawatir terjadi gangguan listrik,” ujar Radimas.
Baca juga: Asiknya Trial Class Teknik Elektro ITN Malang, Diajari Monitoring Jarak Jauh Menggunakan IoT
Materi IoT ini disampaikan pada Trial Class Batch 2 Teknik Elektro S-1 ITN Malang. Selain IoT juga ada materi SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). Trial class diadakan secara luring dan daring di Gedung Laboratorium Teknik Elektro, Kampus 2 ITN Malang, Kamis (20/06/2024). Untuk luring diikuti lulusan dari SMKN 1 Singosari, SMK Terpadu Al-Ishlahiyah, dan SMK NU Miftahul Huda Kepanjen.
Menurut Radimas, berhubung sifatnya trial class maka yang disampaikan hanya dasarnya saja. Peserta luring diajari merakit komponen untuk membaca sensor suhu dan kelembaban udara. Sementara peserta daring diajari simulasi dari sistemnya. Untuk tingkatan lebih mendalam tentang IoT, dibahas dalam perkuliahan di Teknik Elektro S-1 ITN Malang.
“Peserta diajari merakit sensor, dan mengakses sistemnya yang kemudian datanya dibaca lewat internet. Alhamdulillah mereka bisa,” ujarnya.
Baca juga: Alumni Elektro ITN Malang Beri Apresiasi pada Mahasiswa Juara 3 NESCO UGM 2024
Semua peserta masih pemula dalam mengenal IoT. Mereka sedikit menemui kesulitan dalam pemrograman. Disinilah panduan cara pemrograman diperlukan. Untuk mempermudah peserta dalam memprogram mereka dibantu oleh mahasiswa asisten Laboratorium Otomasi. Sebagai aplikasi data sensor digunakanlah ThingSpeak. ThingSpeak adalah layanan platform analitik IoT yang memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan perangkat yang mendukung internet.
“Sebenarnya aplikasi yang bisa digunakan banyak. Tapi untuk trial class menggunakan ThingSpeak yang bersifat gratis namun ada limitnya untuk mengakses beberapa komponen saja,” katanya.
Radimas juga menjelaskan materi SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition). SCADA cara kerjanya mirip IoT tapi penerapannya lebih ke dunia industri. Berfungsi untuk memonitoring dan pengontrolan. Di SCADA menggambarkan keseluruhan sistemnya. Contohnya, di industri ada conveyor untuk motor memindahkan barang dalam jumlah banyak. Di SCADA juga diperlihatkan bagaimana conveyor berjalan, bisa juga untuk mengatur kecepatan, menghidupkan dan mematikan alat.
“Sekarang SCADA bisa dikombinasikan dengan IoT. Jadi memungkinkan alat bisa dikontrol di perusahaan, sekaligus bisa dipantau dari jarak jauh,” pungkasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)