itnmalangnews.id – Masyarakat Timur Leste patut berbangga pada Amaro Arnaldo Pinto. Pemuda bisa enam bahasa tersebut mencetak sejarah di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dengan menjadi wisudawan terbaik pertama kali khususnya di jurusan teknik elektro konsentrasi teknik telekomunikasi.
Anak pasangan Paulino Sarmento Pinto (bapak) dan Maria Leonilde Ximenes (ibu) tersebut menceritakan perjuangannya hingga menjadi wisudawan yang berbeda dengan teman-temannya yang lain dalam hal prestasi. Menurut kisahnya, setelah dinyatakan lulus dari STM Don Bosco Fatumaca pada 2011 lalu, dia langsung melanglang buana ke kota Malang.
Sebenarnya, banyak pemuda mahasiswa asal Timor Leste yang kuliah di Kediri, Jawa Timur dan Semarang, Jawa Tengah. Tetapi dua daerah tersebut bagi Amaru hanya bagus untuk bidang kesehatan. Sementara pemuda kelahiran 12 Februari 1993 menginginkan bidang teknik. Saat mengamati di daerahnya, ternyata sarjana-sarjana yang bagus di bidang teknik ternyata berasal dari kampus Malang. Apalagi salah satu menteri telekomunikasi Timor Leste berasal dari Malang, tepatnya alumni Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. “Gurdeo de Jesus Amaru (menkominfo Timor Leste) ternyata lulusan ITN Malang, karena itu aku ingin seperti dia makanya masuk di sini (ITN Malang) juga,” terangnya saat diwawancarai di ruang humas ITN Malang.
Masuk di kampus biru tersebut, pemuda memiliki hobi sepak bola tersebut langsung mengambil jurusan teknik elektro dengan konsentrasi teknik telekomunikasi. Pilihan ini, menurut Amaru, berdasarkan kebutuhan di negaranya. Bahwa sejauh ini sarjana bidang telekomunikasi sangat sedikit, karena itu telekomunikasi di negara beribukota Dilli tersebut belum bagus. “Kami (Timor Leste) mulai membangun telekomunikasi, pada 2002 provider komunikasi dimiliki oleh Portugal, tetapi pada 2015 sudah dikuasai oleh pengusaha lokal. Saya ingin mengembangkan disitu,” lanjutnya.
Karena alasan itu pulalah, pemuda kelahiran daerah Baguia tersebut tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan belajarnya di ITN Malang. Dia belajar dengan tekun setiap malam dan siang hari. Dia mencoba tidak mengikuti gerak-gerik temannya yang hanya membuang-buang waktu dan malas belajar. Dia memilih tidak merokok dan tidak minum (mabuk) meski sering diajak oleh temannya. “Saya menggunakan waktu saya untuk membaca. Setelah bangun pagi, saya belajar, membaca buku. Kemudian sebelum tidur juga belajar selama dua jam,” papar anak kedua dari empat bersaudara itu.
Menurut Amaru godaannya tidak hanya datang dari lingkungan teman sekitar, tetapi dia juga mengalami kesulitan menyesuaikan dengan lingkungan di Malang. Misalnya rasa jenis makanan di Malang berbeda dengan di daerahnya. “Di Malang makanan cenderung manis, sementara di rumah tidak. Saya kadang tidak makan,” tukasnya. Tetapi masih untung Amaru dapat berbahasa Indonesia dengan lancar sehingga dalam berkomunikasi tidak mengalami kendala.
Pada saat menyusun skiripsi dengan judul Rancang Bangun Sistem Pengaman Stasiun Radio Pancar Ulang (RPU) VHF Dari Pengguna Ilegal Menggunakan Tone Decoder LM567, dia berhadapan dengan pembimbing yang sangat terkenal disiplin yaitu Ir. Sidik Noertjahjono MT. Tak sedikit wisudawan yang kewalahan dengan sikap disiplin dan detail pak Sidik. Tetapi Amaru dapat melalui dengan baik. “Saya mencoba mendekati pembimbing saya, tetapi sebetulnya dia enak. Dan pada akhirnya saya bisa menyelesaikan tugas akhir,” kenangnya.
Tetapi akhirnya, semua perjuangan itu berbuah manis. Mantan ketua olahraga oragnisasi IMTTL Malang dinyatakan sebagai wisudawan terbaik di jurusan teknik elektro konsentrasi teknik telekomunikasi dengan IPK 3.57. Kenyataan ini membuat dia mencetak sejarah untuk yang pertama kalinya menjadi wisudawan asal Timor Leste pertama yang meraih prestasi terbaik. (her)