
Mahasiswa ITN Malang membawa tulisan Pray for Kanjuruhan Disaster sebagai bentuk dukungan kepada para korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang mengadakan doa bersama untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Acara yang digelar di halaman Rektorat Kampus 1 ITN Malang ini diikuti oleh civitas akademika mulai tenaga pendidik dan kependidikan, serta ratusan mahasiswa.
Baca juga: www.itn.ac.id
Rektor ITN Malang, Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE mewakili pimpinan ITN Malang menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas tragedi 01 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan Malang. Tragedi yang menewaskan ratusan suporter Aremania ini menjadi duka dan keprihatinan tidak hanya warga Malang, namun juga nasional bahkan dunia.
“Kita semua merasa prihatin. Kebanyakan (korban) pelajar generasi penerus bangsa. Sebagai wujud berempati kita kepada para korban dan keluarga mereka. Kita melakukan doa bersama, semoga para korban yang meninggal mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan. Serta, keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan iman dan ketabahan,” ujar rektor, Jumat malam (07/10/2022).
Selain korban tewas tragedi Stadion Kanjuruhan juga membuat puluhan Aremania mengalami luka-luka. Mulai luka ringan hingga patah tulang. Dampak psikis juga dialami para korban yang masih hidup, dan keluarga korban yang meninggal.
“Cukup banyak korban yang terjadi pada saat itu. Mudah-mudahan yang masih dalam perawatan segera sembuh, dan bisa menjalani aktivitas kembali,” kata Prof Lomi akrab disapa.
Prof Lomi juga menyampaikan rasa syukurnya. Dimana saat kejadian Aremania ITN Malang yang turut hadir di Stadion Kanjuruhan Malang semua dalam keadaan selamat. “Disamping ada kedukaan yang menimpa Malang Raya, puji syukur Aremania ITN Malang yang kala itu ikut menonton (di Stadion Kanjuruhan) semua dalam keadaan selamat,” tandasnya.
Acara doa bersama untuk Aremania ini diapresiasi oleh Muhammad Akmal Ilmi, mahasiswa Teknik Elektro S-1 ITN Malang. Mahasiswa asal Kabupaten Batang, Jawa Tengah ini turut menyampaikan duka bagi para korban dan keluarga. Meskipun ia bukan warga Malang, namun baginya duka Aremania adalah duka seluruh warga Indonesia.
Baca juga: Monologue Project Sampaikan Berbagai Pesan Kritis
“Kanjuruhan disaster menjadi duka untuk kita semua. Semoga kedepannya tidak ada lagi peristiwa serupa. Karena sepak bola tidak ada yang sebanding dengan nyawa,” kata Akmal.
Meski satu minggu Kanjuruhan disaster berlalu, namun peristiwa tersebut masih membekas di benak Anom Tri Laksono, mahasiswa Teknik Mesin S-1 ITN Malang. Ia bersama Aremania ITN Malang nonton bareng di Stadion Kanjuruhan. Saat detik-detik kejadian Anom yang waktu itu di duduk di tribun tidak bisa berbuat apa-apa.
“Saat ada gas air mata penonton pada berhamburan. Saya juga melihat ke arah pintu ke luar banyak orang berdesakan pada antri. Padahal pintu masih tertutup. Saya yang melihatnya hanya bisa melongo. Saya juga teriak-teriak, ya tidak ada yang mendengar,” cerita Anon.
Alhamdulillah disaat-saat genting Aremania ITN Malang akhirnya bisa selamat. “Kami berpencar menyelamatkan diri masing-masing, dan setelah kejadian satu-persatu teman-teman saya tanya dan alhamdulillah pada selamat,” jelas anggota UKM Aremania ITN Malang ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)