Smart Fast Charging Nasional Power karya Teknik Listrik D-3, ITN Malang merupakan terobosan untuk membidik kebutuhan akan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Teknik Listrik D-3 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menciptakan smart fast charging sebagai alat pengisian cepat baterai sepeda motor listrik. Bernama Smart Fast Charging Nasional Power, merupakan terobosan teknik listrik D-3 untuk membidik kebutuhan akan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).
Baca juga: www.itn.ac.id
Seperti diketahui, sepeda motor listrik saat ini makin popular. Dengan peningkatan jumlah kendaraan listrik, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak membutuhkan infrastruktur pengisian listrik untuk kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di tempat-tempat umum.
Sepeda berbahan bakar sumber tenaga listrik ini ramah lingkungan. Karena listrik merupakan sumber daya alam (SDA) yang dapat diperbaharui, sehingga mengurangi SDA berbahan fosil. Selain perawatannya mudah, sepeda motor listrik tidak menimbulkan suara bising, dan polusi udara. Seperti halnya penggunaan bahan bakar minyak.
Baca juga: Wisudawan Terbaik Bantu UMKM Buat Alat Pencetak Bakso
Menurut Kaprodi Teknik Listrik D-3, ITN Malang, Ir Eko Nurcahyo, MT, dengan penggunaan teknologi fast charging pada pengisian baterai dapat memberikan efektifitas waktu. Sehingga pengisian daya baterai menjadi singkat.
“Kami sedang mengembangkan model fast charging untuk SPKLU dengan pengisian yang lebih cepat. Sehingga masyarakat tidak menunggu terlalu lama didalam mengisi ulang baterai. Dan jangan khawatir, pengisian baterai ini juga memperhatikan unsur safety,” kata Eko, saat ditemui di Kampus 2 ITN Malang beberapa waktu lalu.
Dikatakan Eko, kelebihan alat ini dilengkapi fast charging scanning systems. Fast charging memiliki kemampuan bisa mengisi sepeda dan mobil listrik dengan spesifikasi antara 12-60 volt, dan arus 1-5 ampere. Dengan menggunakan scanning sistem. Fast Charging Nasional Power khusus untuk pengisian baterai lithium ion. Dilengkapi baterai manajemen sistem (BMS) yang dapat mengatur temperatur suhu tegangan saat melakukan pengisian daya. Sehingga, BMS dapat melindungi baterai dari suhu yang tinggi. Sekaligus mencegah terjadinya overcharge dan over discharge pada baterai. Overcharge diakibatkan oleh proses pengisian terlalu lama, atau terus-menerus diberi tegangan berlebih. Sementara over discharge adalah kebalikannya.
Sepeda motor listrik mempunyai tegangan sendiri-sendiri, ada yang 12 volt, 25 volt, 48 volt, 60 volt. Umumnya SPKLU hanya menyediakan satu tegangan. Sehingga sepeda motor listrik harus mencari SPKLU sesuai tegangannya. Makanya, fast charging ITN Malang dinamakan smart fast charging karena bisa mengisi bermacam sepeda motor listrik sesuai dengan tegangannya. Dan, karena ini fast charging maka jangka waktu pengisian baterai sekitar 15 sampai 30 menit. Karena umumnya pengisian baterai motor listrik membutuhkan waktu sekitar 2 jam.
“Kelebihan by scanning sistem. Alat ini juga dinamakan smart fast charging, karena menyediakan daya untuk berbagai jenis sepeda motor listrik. Karena umumnya SPKLU hanya menyediakan satu tegangan. Kalau smart fast charging ini bisa untuk mengisi sepeda berbagai tegangan. Semisal daya sepeda listrik berdaya 48 volt, sekian ampere. Nanti akan tepat mengisinya. Jadi tidak ada kelebihan tegangan, dan aman,” imbuh Eko.
Smart Fast Charging Nasional Power berlogo ITN ini memiliki dimensi 330 cm x 330 cm x 1.200 cm. Pembangkit listrik untuk pengisian smart fast charging bisa menggunakan listrik dari PLN ataupun dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Smart Fast Charging Nasional Power sudah diujicobakan kepada sepeda listrik buatan SMK Nasional Malang. Harapan kedepan Smart fast charging dapat memberikan kemudahan bagi pengguna kendaraan listrik untuk melakukan pengisian kembali energi baterai yang digunakan sebagai sumber daya penggerak kendaraan listrik.
Ada rencana produksi massal untuk smart fast charging yang disatukan dalam satu paket dengan motor listrik buatan SMK Nasional. “Minimal ada SPKLU di tempat-tempat umum yang strategis. Sehingga pengguna sepeda listrik tidak kesulitan dalam mengisi ulang baterainya,” tandas Eko. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)