Nurul Afni Hanifa, mahasiswa Teknik Sipil S-1, ITN Malang, meraih medali emas dan perak cabor catur pada Porprov VII Jawa Timur 2022, mewakili Kontingen Lumajang. (Foto: Yanuar/humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Nurul Afni Hanifa, mahasiswa Teknik Sipil S-1, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, meraih dua medali pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VII Jawa Timur 2022. Pecatur putri Kontingen Lumajang ini merah emas dari cabang olahraga (cabor) catur klasik perorangan putri, dan perak dari catur kilat perorangan putri. Porprov cabor catur digelar mulai 26 Juni – 1 Juli 2022 di Hotel Palm, Bondowoso.
Baca juga: www.itn.ac.id
Terdapat lima kategori pada cabor catur di Porprov Jatim 2022. Antara lain, mix, beregu putra, beregu putri, perorangan putra, dan perorangan putri. Hani panggilan akrab Nurul Afni Hanifa mengikuti tiga kategori, catur cepat, catur kilat, dan catur klasik.
“Saya ikut tiga kategori. Tapi yang dapat medali hanya dua kategori di catur klasik dapat emas, dan catur kilat dapat perak,” ujar Hani saat ditemui di ruang Humas ITN Malang, Selasa (12/07/2022).
Menurut Hani, kategori catur yang membedakan adalah batas waktu bermain. Catur kilat 3 menit dengan increment (tambahan) 2 detik tiap langkah. Catur cepat 15 menit dengan increment 10 detik tiap langkah. Dan, catur klasik waktunya lebih panjang di atas atau sama dengan 60 menit.
Baca juga: Porprov Jatim, Jujitsu ITN Malang Sumbang Perak untuk Kota Malang
Menurut Hani, dalam tiap kategori lomba ia harus melewati lima babak. Bila kelima babak menang, maka bisa menuju semifinal, dan final. “Kalau lima babak menang, maka bisa masuk semifinal. Kalau hanya menang tiga babak, ya tidak bisa masuk. Saya di catur cepat gagal satu babak, makanya tidak bisa masuk semifinal,” ungkap mahasiswa semester 2 ini.
Perjuangan Hani menghadapi Porprov tidaklah mudah. Kuliah Hani di ITN Malang membuat ia harus tinggal di Kota Malang karena perkuliahan sudah dilaksanakan secara luring. Sementara untuk Porprov ia mewakili Kontingen Lumajang. Jarak antar kota cukup jauh menjadi salah satu kendala Hani dalam berlatih catur.
Untuk menyiasatinya Hani getol berlatih tiap hari secara online melalui handphone. Ia juga sering bertemu dengan teman-temannya sesama pecatur yang kuliah di Malang. Setelah mendekati jadwal Porprov, Hani mengajukan dispensasi selama dua minggu kepada kampus untuk bisa fokus berlatih di Lumajang.
“Berlatih lewat online dan bertatap muka sebenarnya sama, tapi suasananya berbeda. Kalau lewat hp tidak grogi. Berbeda kalau bertemu langsung pasti ada groginya. Apalagi saat Porprov lawan-lawannya bukan sembarangan atlet. Mereka sangat bagus-bagus permainannya,” kata Hani.
Baca juga: Wakil Ketua Percasi Kota Malang Apresiasi Turnamen Catur ITN Malang
Ketertarikan Hani kepada catur bermula ketika melihat adiknya sering ke luar kota untuk mengikuti perlombaan catur. Menurutnya, catur merupakan olahraga otak yang unik. Jarang remaja putri seusiannya tertarik, dan berminat bermain catur. Begitu pula, sedikit orang yang suka melihat permainan catur.
“Dulu saat melihat adik sering ke luar kota untuk bermain catur, saya tertarik. Inginnya ikut ke luar kota juga. Dari situlah kemudian saya memutuskan berlatih catur,” ungkapnya.
Hani pertama kali bermain catur kelas 6 sekolah dasar bersama ayahnya. Bakat catur didapatkan dari keluarga sang ayah. Selain ayahnya, kakek dan neneknya juga suka bermain catur meskipun bukan seorang atlet. Awal bisa bermain catur, ia langsung diminta mengikuti lomba melawan orang dewasa, dan kalah. Namun, kekalahan ini menjadi pengalaman yang harus diterima, dan terus diperbaiki. Setiap ada lomba, Hani mencari kesempatan untuk mengikuti.
“Alhamdulillah, sering ikut Kejurprov, dan Kejurnas. Terakhir ikut kelas 11 di Madrasah Aliyah Negeri 2 Probolinggo saat itu ke Aceh. Tapi hanya bisa masuk juara harapan,” imbuhnya.
Usai Porprov, Hani berencana mempersiapkan diri mengikuti PON 2024. Lagipula ada keterbatasan usia maksimal Porprov bagi pecatur adalah 21 tahun. Sementara untuk PON tidak ada batas usia.
“Targetnya tahun ini harus bisa lolos PON 2024. Seleksinya sekitar September-Oktober. Kalau sudah lolos PON, maka tidak bisa mengikuti Porprov VIII tahun depan (2023). Inginnya terus bermain catur hingga bisa meraih women international master (WIM),” tandas mahasiswa penerima KIP Kuliah di ITN Malang ini.
Beberapa prestasi yang pernah ia dapatkan adalah, Juara 2 Kejuaraan Catur Pelajar Tingkat Nasional Bidak Ganesha ITB ’86 Tahun 2019 untuk kelompok SMA putri. Saat itu Hani merupakan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Probolinggo. Juara 1 Catur Putri Porseni MA Jawa Timur, di Bangkalan Madura tahun 2019. Setelah juara 2 di ITB, sebenarnya Hani berencana mengikuti turnamen ke Malaysia atau Singapura. Tapi, karena ada pandemi, maka ia mengurungkan keinginannya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)