Tim Dwaratta, mahasiswa Arsitektur S-1, ITN Malang Juara 1 Sayembara Gapura Kota Batu 2025. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Tim Dwaratta, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) berhasil meraih Juara 1 dalam Sayembara Karya Cipta Desain Gapura Kota Batu 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Batu. Karya bertema “Harmoni dalam Perubahan” ini sukses menyingkirkan total 60 peserta dari seluruh Indonesia. Pengumuman pemenang disampaikan dalam rangkaian perayaan Hari Jadi Kota Batu ke-24 di Balai Among Tani Kota Batu, pada Jumat (17/10/2025).
Tim Dwaratta terdiri dari tiga mahasiswa Arsitektur angkatan 2024, yakni Dyonisius Dwi Sasmita, Annisa Setyaningtyas Prayitno, dan Andika Thorif Eliandrew, di bawah bimbingan dosen Amar Rizqi Afdholy, ST., MT.
Baca juga: Desainer Mie Gacoan, Alumni Arsitektur ITN Malang Sharing Session di Nata Karya 4.0 2025
Ketua Program Studi Arsitektur S-1 ITN Malang, Ir. Gaguk Sukowiyono, MT., menyambut gembira kabar tersebut. “Alhamdulillah, dengan raihan Juara 1 Sayembara Desain Gapura di Kota Batu ini, harapan kami gaung ITN Malang, khususnya Prodi Arsitektur di masyarakat menjadi lebih kuat lagi. Kemenangan ini juga menjadi pemicu bagi mahasiswa untuk aktif mengikuti lomba-lomba berikutnya. Menjadi motivasi mahasiswa untuk berani tampil dan berkarya di masyarakat,” ujarnya.
Filosofi Tiga Gunung dan Ikon Apel
Rasa syukur dan bangga terlihat jelas dari wajah-wajah anggota Tim Dwaratta saat ditemui di Kampus 1 ITN Malang. “Kami bersyukur, meskipun saya pribadi sudah optimistis sebelumnya, tetapi setelah pengumuman tetap kaget dan tidak menyangka. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, khususnya dosen pembimbing kami,” ujar Dyon, sapaan akrab Dyonisius Dwi Sasmita.
Desain gapura yang diusung oleh Tim Dwaratta menampilkan karakteristik Kota Batu sebagai kota wisata, agropolitan, serta pusat budaya dan seni lokal. Desain gapura bertema industrial ini terpasang di kedua sisi jalan, dengan masing-masing sisi memiliki tiga lapisan (lapis) dengan tinggi dan ukuran berbeda. Tiga lapisan ini mempresentasikan tiga gunung yang mengelilingi Kota Batu, yakni: Gunung Panderman, Gunung Arjuno, dan Gunung Welirang.
Bentuk utama gapura mengambil transformasi bentuk dari daun bunga anggrek, komoditas unggulan dalam sektor tanaman hias dan agrowisata Kota Batu. Yang unik, kedua bagian gapura dirancang untuk membentuk siluet buah apel di bagian tengah ketika disatukan, yang merupakan ikon budaya, ekonomi, dan pariwisata Kota Batu.
“Gapura ini seperti pintu masuk ke dunia dongeng. Visualnya mudah diingat, membentuk branding Kota Batu yang berkarakter, menegaskan bahwa pengunjung memasuki kota yang penuh warisan budaya,” beber Annisa.
Perjuangan Konsisten dan Presentasi Mendebarkan
Dyon, Annisa, dan Thorif sapaan dari Andika Thorif Eliandrew memulai pengerjaan desain sejak masa libur kuliah di Agustus 2025 lalu secara daring. Mereka baru bisa berkoordinasi intensif sebulan menjelang deadline, dan bahkan baru berhasil submit desain pada H-1 sebelum pendaftaran ditutup setelah melalui banyak revisi.
Baca juga: Tim Debat Mahasiswa Arsitektur ITN Malang Juara 3 Lomba Debat Malang Architecture Week (MAW) 2024
Tim Dwaratta berhasil lolos ke 5 besar bersama kandidat dari kota-kota besar lainnya. Pada tahap 5 besar ini, mereka harus mempresentasikan karya secara daring di hadapan tiga juri dari kalangan profesional, budayawan, dan Disperkim Kota Batu. Setelah itu, tim berhasil masuk ke 3 besar bersama perwakilan dari Kota Batu dan Denpasar, Bali.
“Tidak menyangka juga karena waktu presentasi kami dicecar pertanyaan habis-habisan dari juri. Alhamdulillah kami bisa menjawab, bisa mempertahankan argumen meskipun kami juga banyak mendapat masukan,” ungkap Thorif, didukung oleh Annisa.
Meskipun mendapat banyak tekanan, Dyon yang sudah kerap mengikuti sayembara tetap optimis. “Optimis dari awal, karena kalau dilihat dari permasalahan, konsep, dan filosofi, desain gapura kami sudah masuk kriteria,” tambahnya.
Tim juga melakukan survei langsung ke tapak gapura lama di perbatasan Desa Dadaprejo, Kecamatan Junrejo, untuk memastikan desain dapat diterapkan di empat titik jalur masuk Kota Batu.
Gapura Dwaratta menggunakan material berkelanjutan seperti rotan, beton ekspos, dan plat besi cutting dengan warna yang memberikan kesan megah dan futuristik. Motif pada lapisan gapura memiliki filosofi mendalam, seperti kelopak bunga melambangkan alam dan pertumbuhan; siluet bulan sabit melambangkan pembaharuan dan harapan; dan siluet burung menggambarkan kegembiraan dan optimisme.
Tim berharap kemenangan ini menjadi motivasi untuk terus konsisten mengikuti lomba pada event lainnya, dan berharap Kota Batu sering mengadakan sayembara untuk peremajaan fasilitas kota lainnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)