Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., PhD, secara simbolis menyerahkan sertifikasi kepada perwakilan peserta. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) sukses menyelenggarakan Uji Sertifikasi Kompetensi bagi 100 peserta dari kalangan masyarakat umum yang berprofesi sebagai tenaga kerja konstruksi, hingga fresh graduated Kota Malang. Uji Sertifikasi merupakan puncak dari Pelatihan Tenaga Terampil Konstruksi yang berlangsung selama tiga hari, Selasa – Kamis (28–30/10/2025).
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi strategis antara Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) dengan Lembaga Pengembangan Kerja Sama dan Usaha (LPKU) ITN Malang, dan didukung oleh Pusat Pembinaan Pelatihan dan Sertifikasi Mandiri (P3SM).
Baca juga: Sinergi Pemkot Malang dan ITN Malang Cetak 100 Tenaga Konstruksi Bersertifikat
Fokus utama dari kegiatan adalah memenuhi amanat regulasi jasa konstruksi yang mewajibkan tenaga kerja memiliki Surat Keterangan Keahlian (SKK). Kepemilikan SKK menjadi penting agar para tenaga terampil ini dapat bersaing dan diterima di dunia kerja, serta memenuhi persyaratan formal dalam berbagai proyek, termasuk dalam proses pengadaan barang dan jasa (tender).
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., PhD, secara resmi menutup kegiatan dan menegaskan pentingnya kolaborasi sebagai upaya untuk menciptakan lulusan dan tenaga kerja yang siap bersaing secara nasional dan global.
“Terima kasih atas kepercayaan Pemkot Malang melalui PUPRPKP dan P3SM dalam menunjuk ITN sebagai tempat uji kompetensi. Kami berharap kerja sama ini dapat berkembang lebih baik lagi kedepan. ITN membuka seluas-luasnya untuk memfasilitasi pelatihan dan uji sertifikasi,” ujarnya di Aula Kampus 1 ITN Malang, Kamis (30/10/2025).
Menurut Kepala LPKU ITN Malang, Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST., M.Si., MM, ITN Malang berkomitmen akan menjadi pusat uji sertifikasi kompetensi yang secara rutin menyelenggarakan pelatihan peningkatan kompetensi dan sertifikasi kompetensi, baik untuk mahasiswa, alumni, dan masyarakat umum. Ini menjadi bagian dari komitmen pengembangan sumber daya manusia dan keahlian selain melalui pendidikan konvensional. ITN berkomitmen untuk terus berdampak bagi pengembangan SDM yang teruji.
Uji kompetensi ini menguji keahlian para peserta dalam empat kualifikasi jabatan terampil yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan, yaitu: Pelaksana Lapangan Pekerjaan Gedung, Pelaksana Pembuatan Fasilitas Sampah dan Limbah, Pelaksana Konstruksi Bangunan Unit Distribusi SPAM, Petugas K3 Konstruksi. Menghadirkan pemateri yang kompeten dibidangnya, yakni: Dr. Ir. Vega Aditama, ST., MT., IPM; Ir. Sudiro, ST., MT; Dr. Evy Hendriarianti, ST., MT; Mohammad Istnaeny Hudha, ST., MT., dan Dr. Lila Ayu Ratna Winanda, ST., MT.
Proses sertifikasi dilakukan oleh dua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sektor konstruksi, yakni LSP ASTEKINDO dan LSP GATAKI, dengan menggunakan basis portofolio bagi peserta berpengalaman, serta didahului oleh pelatihan berbasis kompetensi sesuai standar SKK Nasional.
“Menurut UU 2 tahun 2017, baik warga masyarakat jasa konstruksi, perguruan tinggi, SMK, politeknik wajib bersertifikat kalau mau kerja (di bidang jasa konstruksi). Misalkan tender mengharuskan persyaratan tenaga kerja memiliki SKK. Kalau tidak ada sertifikatnya tidak bisa ikut tender,” ujar Prof. Dr. Ir. Isnandar, MT, perwakilan dan mitra P3SM, menekankan pentingnya sertifikasi.
Baca juga: ITN Malang Gandeng BNSP, Perkuat Keterampilan Otomasi Mahasiswa Lewat Sertifikasi PLC
Menurut Prof. Isnandar, kolaborasi ini mencerminkan model triple helix — sinergi antara pemerintah (PUPRPKP), akademisi (ITN Malang), dan industri/asosiasi profesi (P3SM). “Menurut saya ini sudah “klop” dan bagus. Ke depan, kerja sama diharapkan dapat ditingkatkan menjadi model quadruple helix dengan melibatkan masyarakat pengguna untuk menampung para tenaga kerja bersertifikasi. Misalnya di BUMN, perusahaan Malang Raya, maupun perusahaan alumni,” katanya.
Antusiasme terhadap kegiatan ini terlihat jelas dari para peserta, khususnya yang mengambil kualifikasi Petugas K3 Konstruksi, yang kini menjadi salah satu jabatan paling penting dalam proyek.
Luthfi Maiza Kusuma seorang konsultan dan pekerja konstruksi menyatakan kegembiraannya. “Kesannya sangat luar biasa, saya mendapatkan ilmu yang baru. Saya cukup confidence dengan apa yang saya geluti sekarang,” ungkap Luthfi.
Meskipun berlatar belakang non-teknik sipil, Luthfi merasa ilmu K3 Konstruksi yang baru didapatkannya sangat bermanfaat untuk diterapkan, baik bagi dirinya maupun untuk menciptakan kondisi kerja yang kondusif, aman, dan nyaman. Ia melihat dunia konstruksi, yang juga melibatkan perhitungan dan interaksi sosial, sebagai tantangan unik. Bagi Luthfi, ini adalah sertifikasi pertama yang meningkatkan portofolionya.
Manfaat yang lebih strategis dirasakan oleh Dwi Hasan Sanusi, SM, Store Manager Center Point MOG yang juga menjabat sebagai Ketua RW di lingkungannya. Baginya, sertifikasi K3 sangat penting untuk operasional perusahaannya. “K3 sangat penting bagi perusahaan kami. Kalau manajernya sudah bisa K3, maka kami bisa mengontrol tiap hari, tidak menunggu mitra sebulan sekali,” jelas Dwi.
Selain implementasi di perusahaan, Dwi juga bertekad menerapkan ilmu K3 di tengah masyarakat. Harapannya, kedepan bila ada pelatihan durasinya dapat ditingkatkan minimal menjadi enam hari agar ilmu yang didapatkan bisa lebih mendalam.
Keduanya, bersama peserta lain mengapresiasi interaksi dengan pemateri yang responsif dan to the point, serta format ujian wawancara yang komprehensif, di mana asesor menanyakan penerapan K3 di tempat kerja, problem solving, dan pemberian masukan SOP. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)



 
                     
                     
                     
                     
                    