ITN Malang membantu menyiapkan masterplan RSUD Waibakul Sumba Tengah. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) telah merampungkan penyusunan masterplan Pengembangan Kawasan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Waibakul, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Laporan akhir dari penyusunan masterplan ini dipresentasikan pada Senin (20/10/2025) lalu dan mendapat sambutan baik dari pihak RSUD.
Tim ITN Malang yang melakukan presentasi terdiri dari tiga dosen, yakni Dr. Debby Budi Susanti, ST., MT., Hamka, ST., MT., dan Ar. Moh. Syahru Romadhon Sholeh, ST., M.Ars., IAI. Pertemuan ini dihadiri langsung oleh Plt. Direktur RSUD Waibakul, Neny Niraj, beserta jajaran RSUD Waibakul.
Kepala Pengembangan Kerja Sama dan Usaha (LPKU) ITN Malang, Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST., M.Si., MM., menjelaskan, kerja sama ini merupakan bagian dari implementasi Memorandum of Understanding (MoU) antara ITN Malang dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Tengah.
“Kerja sama ini menjadi bagian implementasi kerja sama ITN Malang dengan Pemkab Sumba Tengah. Kebutuhan pengembangan di sektor kesehatan menjadi salah satu fokus, yaitu mempersiapkan RSUD Waibakul menjadi rumah sakit yang berkualitas, yang mampu mengakomodir dan melayani kebutuhan masyarakat Sumba Tengah dan sekitarnya,” ujar Ardi saat ditemui di Kampus 1 ITN Malang awal pekan ini.
Masterplan yang disusun tidak hanya mencakup perencanaan fisik, tetapi juga perencanaan non-fisik jangka panjang, dengan harapan dapat mewujudkan fasilitas kesehatan yang terstandardisasi, ideal, dan komprehensif. Ardi juga menyampaikan komitmen ITN Malang untuk terus mendampingi Pemda Sumba Tengah dalam mewujudkan dan mengimplementasikan harapan tersebut.
Dekan FTSP ITN Malang, Dr. Debby Budi Susanti, ST., MT., memaparkan, masterplan ini disusun mengingat RSUD Waibakul saat ini sedang dalam upaya pengembangan fasilitas. “Saat ini ada upaya dari Pemda Sumba Tengah, terutama dari Dinas Kesehatan untuk melakukan penambahan fasilitas rumah sakit. Semisal jumlah ruang rawat inap, ruang operasi, dan fasilitas penunjang lainnya,” jelas Debby.
Menurutnya, respons dari pihak RSUD sangat positif. Tim, khususnya dari Program Studi Arsitektur, berhasil mendesain masterplan yang mereka nilai sangat baik dan rapi jika betul-betul diimplementasikan. Meski demikian, pihak rumah sakit perlu melengkapi dengan dokumen lingkungan untuk mengidentifikasi dampak dari pengembangan tersebut.
Senada dengan itu, Moh. Syahru Romadhon Sholeh, ST., M.Ars., menambahkan, RSUD Waibakul merupakan satu-satunya rumah sakit milik Pemda dan diproyeksikan menjadi rumah sakit rujukan utama di wilayahnya.
“Secara keseluruhan, fasilitas dan pelayanan RSUD Waibakul sudah proper dan sesuai apa yang disyaratkan sebagai rumah sakit daerah. Dalam pengembangannya nanti, kami menargetkan adanya penambahan jumlah kapasitas pelayanan rawat inap serta penambahan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya,” kata Adhon sapaan akrab Moh. Syahru Romadhon Sholeh.
Beberapa fasilitas baru yang signifikan dan membedakan adalah ruang rehabilitasi medis, klinik penyakit menular, dan fasilitas canggih seperti Cathlab (Catheterization Laboratory) untuk diagnosis dan penanganan penyakit jantung.
Tim ITN Malang telah melakukan dua kali presentasi (paparan antara dan akhir) setelah kegiatan survei dan pengambilan data di lapangan, yang juga melibatkan peran mahasiswa. Diharapkan sumbangsih pemikiran dari ITN ini dapat membantu pengembangan wilayah, khususnya di Sumba Tengah, dan kerja sama antara ITN Malang dan Pemda Sumba Tengah dapat terus berlanjut. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)


 
                     
                     
                     
                     
                    