Dr. Aladin Eko Purkuncoro, S.T., M.T. (memegang tahu) bersama Wisnu Widjaya, penanggung jawab UMKM Putra Yudha, menunjukkan hasil produk tahu yang lebih berkualitas berkat teknologi baru. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Tim pengabdian masyarakat (Abdimas) Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) berhasil membawa perubahan signifikan bagi UMKM Tahu Putra Yudha di Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Berkat sentuhan inovasi teknologi, dan pendampingan, UMKM ini kini mampu mengoptimalkan proses produksi dan pemasaran yang sebelumnya masih terbatas dan tradisional.
Baca juga: TTG Mesin Roasting Dosen ITN Malang Ciptakan Taste Kopi Sumberdem yang “Ug” Bikin Ketagihan
Selama ini, UMKM Putra Yudha menghadapi masalah klasik yang sering dialami pelaku usaha di bidang pangan, yaitu kapasitas produksi yang minim, kualitas produk yang tidak konsisten, dan strategi pemasaran yang belum modern. Proses produksi manual juga menyebabkan hasil produk cacat, seperti tahu yang mudah hancur, lembek, dan kurang padat. Permasalahan tersebut menghambat potensi UMKM untuk berkembang dan menjangkau pasar yang lebih luas.
Tim ITN Malang, yang terdiri dari dosen dan empat mahasiswa lintas program studi, merancang solusi berbasis teknologi tepat guna. Tim Abdimas diketuai oleh Dr. Aladin Eko Purkuncoro, ST., MT., (Teknik Mesin D-3) dengan anggota Eko Budi Santoso, ST., MM., MT., (Teknik Mesin D-3) dan Ir. Eko Nurcahyo, MT., (Teknik Listrik D-3).
“Fokus utama program adalah modernisasi peralatan yang sering menyebabkan ketidakstabilan rasa, tekstur, dan bentuk tahu,” ujar Aladin saat dihubungi lewat sambungan WhatsApp, Rabu (24/09/2025).
Sebagai langkah awal, tim ITN Malang memperkenalkan tiga mesin utama berbahan stainless steel yang dirancang khusus untuk kebutuhan UMKM, meliputi mesin penyaring, mesin pengaduk, dan mesin pencetak sari tahu.
Ini alat pengaduk, dan penyaring tahu karya Tim Abdimas ITN Malang untuk UMKM Putra Yudha. (Foto: Istimewa)
Implementasi teknologi ini ternyata mampu memberikan dampak yang luar biasa. “Setelah penerapan teknologi baru, kapasitas produksi UMKM Putra Yudha naik hingga 50 persen, sementara tingkat produk cacat berkurang drastis hingga 10 persen. Kualitas tahu yang dihasilkan pun menjadi lebih konsisten, higienis, dan mampu memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat,” papar Aladin.
Menurutnya, tim juga memberikan pendampingan di bidang pemasaran digital. Strategi ini terbukti efektif, dengan peningkatan omzet usaha mitra sekitar 20 persen. “Keberhasilan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara akademisi dan UMKM dapat menciptakan solusi nyata untuk meningkatkan daya saing usaha di era digital,” tambahnya.
Dikatakan Aladin, Wisnu Widjaya, penanggung jawab UMKM Putra Yudha merasa sangat terbantu dengan program ini. Adanya mesin sangat memudahkan pekerjaan dan membuat kualitas tahu menjadi lebih baik sehingga bisa memproduksi lebih banyak. Pendampingan pemasaran digital juga membuka mata bahwa ada cara lain untuk menjual produk.
Baca juga: Mengukir Sejarah: Teknik Mesin D-3 ITN Malang Raih Akreditasi Unggul LAM Teknik!
Program PKM ini tidak hanya memberikan manfaat bagi mitra UMKM, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan pengabdian kepada masyarakat. Sebagai luaran, program ini menghasilkan artikel ilmiah yang telah dipublikasikan serta permohonan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) untuk desain mesin-mesin yang dibuat. Selain itu, kegiatan pelatihan yang diberikan turut meningkatkan kapasitas sumber daya manusia UMKM, menjadikan mereka lebih mandiri dalam mengelola usahanya.
Program ini merupakan bagian dari skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didukung penuh oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)