itnmalangnews.id – Dodol, salah satu makanan tradisional Jawa Barat rata-rata masih diproduksi secara konvensional. Begitu pula dodol apel produksi UKM di Desa Bumiaji, Kota Batu, juga masih melakukan proses yang sama. Padahal dengan modernisasi alat produksi berpotensi memudahkan pekerja maupun menambah kapasitas.
Ajie Pangestu Sukirno, sedang mempresentasikan hasil karyanya alat pengaduk dodol semi otomatis. (Foto: Humas ITN)
Ajie Pangestu Sukirno, mahasiswa Teknik Industri D-3, Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berusaha mencari solusi atas kondisi tersebut. “Di sekitar rumah saya banyak pengrajin dodol, tapi kebanyakan alatnya masih manual sehingga perlu ada pemanfaatan teknologi. Itu juga yang terjadi di UKM dodol apel di Bumiaji,” ujarnya mengungkapkan latar belakang perancangan untuk membantu UKM di Desa Bumiaji.
Ajie kemudian berhasil merancang alat pengaduk dodol semi otomatis. Operator tidak akan mengalami kelelahan dalam membuat dodol karena alat ini tidak membutuhkan operator dalam proses pembuatannya. Waktu pengolahannya pun lebih efisien dan cepat. Pengadukan dodol sendiri memakan waktu berkisar 4—7 jam. Kapasitas alat mampu memuat 5 kg bahan dodol dengan kecepatan putar 17 rpm. Mixer pun dapat dibongkar pasang sehingga mempermudah pembersihan. “Persentase kenaikan output standard sebesar 19,23% daripada alat lama,” tukas Ajie.
Baca juga: Kreativ, Wisudawan Terbaik Teknik Informatika ITN Malang Buat Website Jadwal Majelis
Baca juga: Ibra Moch. Isdes, Mantan Asisten Penelitian Dosen jadi Wisudawan Terbaik ITN Malang
Alat tersebut dia buat untuk Tugas Akhir di kampus biru ITN Malang. Ditambah dengan prestasi-prestasi lain yang dia capai, Ajie sukses menjadi wisudawan terbaik Teknik Industri D-3, dengan IPK 3,65. Anak pertama dari dua bersaudara ini kelak ingin membuka usaha teknologi tepat guna. (ata)