
itnmalangnews.id – Mendesainkan rumah susun (rusun) yang nyaman bagi masyarakat Kota Malang menjadi salah satu cita-cita Alloysius Yanuardi Setya Purnama, wisudawan terbaik jurusan Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang tahun 2018 periode ke I. Pemuda kelahiran Denpasar, Bali, tersebut berhasil membuat Siteplan melalui skripsinya dengan judul Rumah Susun Sederhana Sewa di Kota Malang Dengan Tema Sustainable Architecture.
Ditemui di ruang sidang pasca sarjana ITN Malang, Ardi, sapaan akrabnya, menceritakan kelebihan siteplannya serta bagaimana perealisasiannya. Mula-mula, menurutnya, rumah susun sudah selayaknya menjadi solusi bagi perkembangan jumlah penduduk di Kota Malang yang semakin meningkat melalui urbanisasi. “Memang sejauh ini ada rumah susun, tetapi masih belum dilengkapi dengan berbagai kebutuhan mendasar masyarakat, sehingga mereka enggan tinggal di situ,” kata anak pasangan Warjoko dan Luli tersebut, Kamis (8/3).
Karena itulah, pihaknya ingin membuat siteplan yang terintegrasi dan membuat warga rusun nyaman. Misalnya rusun dilengkapi dengan sekolah, masjid, tempat berdagang, dan lapangan sepak bola. Dengan ini diharapkan segala kebutuhan warga dapat terpenuhi. “Jadi mereka tidak perlu jauh-jauh menyekolahkan anaknya, juga bisa sambil jualan,” tutur pemuda kelahiran 1995 itu.
Baca: Wisudawan Terbaik Arsitektur Bermimpi Membangun Sekolah Islam Terpadu
Baca: Keluar Masuk Hutan Kalimantan demi Pembuatan 3D Animasi Perencanaan Jalur Pipa
Kemudian yang tak kalah menariknya adalah siteplan ini dibuat ramah lingkungan. Di mana AC diminimalisasi dengan membuat jendela, lalu penggunaan lampu disiang hari diganti maksimalisasi cahaya masuk ke ruangan, dan sampah-sampah yang ada dikelola secara terintegrasi dengan memilah antara yang organik dan non organik. “Siteplan ini untuk meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan,” lanjut wisudawan dengan IPK 3.34 itu.
Sementara perealisasian siteplan ini direncanakan di Kawasan Kedungkandang Kota Malang. Karena memang kawasan tersebut masih memiliki lahan kosong yang cukup luas. Apalagi siteplan direncanakan menghabiskan lahan seluas dua hektar. “Kalau dibawa ke kawasan padat, model ini masih bisa diperkecil hingga 1,5 hektar,” papar alumni SMKN 1 Denpasar, Bali itu. (her)