itnmalangnews.id – Indonesia gencar membahas tentang Revolusi Industri 4.0, tapi bagaimana dengan negara lain? Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berkesempatan menyimak Kuliah Tamu tentang Revolusi Industri dari universitas negara tetangga, yakni Universiti Putra Malaysia (UPM), Jumat (20/12). Kegiatan digelar di Kampus 2 ITN Malang dan disertai dengan pengenalan kampus UPM.
Dosen UPM Malaysia mengisi kuliah tamu di ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Baca juga: www.itn.ac.id
Revolusi Industri dikatakan memunculkan produk dan profesi baru dibanding era-era sebelumnya. Di bidang pendidikan akademik, terdapat perubahan kurikulum dan metode efektif. “Sekarang trend mengarah ke riset. Orang teknik dapat banyak bekerja sama dengan bidang lain untuk menghasilkan sesuatu,” ujar Hamimah Hassan, dosen UPM.
Relasi antar negara dibutuhkan untuk transfer ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya, komersialisasi produksi China dan kemajuan manufaktur di Jepang. Dalam suatu negara pun, perguruan tinggi perlu bekerja sama dengan industri.
Baca juga: ITN Malang Rencana Lebarkan Sayap dengan Prodi Manajemen Bisnis
baca juga: Profesor Malaysia Kupas Pendidikan di dalam Revolusi Industri 4.0
Menurut Hamimah, orang teknik memiliki peluang yang lebih luas sekarang. Sebab, teknik bisa bekerja sama dengan berbagai bidang ilmu. “Teknik cakupannya banyak. Di universiti kami, contohnya fakultas sains bekerja sama dengan teknik dalam pembuatan produk. Kami juga punya manajemen bisnis yang selaras dengan beberapa mata kuliah teknik,” lanjutnya.
Rektor Kampus Biru ITN Malang berpendapat senada. Di masa mendatang, teknik mengemban peranan besar bagi bangsa. “Masa depan itu masa jayanya industri dan teknologi. Mulai sekarang kita harus terus meningkatkan kualitas. Jika ada program yang belum bisa diselesaikan sendiri, kita perlu berjejaring untuk mengerjakannya bersama,” pungkas Dr.Ir. Kustamar, MT, Rektor ITN Malang. (ata)