itnmalangnews.id – Kemampuan berbahasa Inggris menjadi suatu kemutlakan di era global ini. Interaksi lintas negara yang kian tanpa batas mensyarakatkan Bahasa Inggris sebagai satu alat komunikasi yang tak bisa ditawar. Berangkat dari keadaan ini Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang serius membekali para mahasiswa kemampuan berbahasa Inggris.
Ada beberapa cara yang dilakukan oleh kampus biru untuk terus memotivasi para mahasiswa mengembangkan skil cas-cis-cusnya. Selain melalui mata kuliah bahasa Inggris, juga telah dibentuk Unit Kreatifitas Mahasiswa (UKM) EPIC yang khusus menangani peningkatan kemampuan berbahasa Inggris. Selain itu, ITN Malang juga menggelar lomba bertajuk English Competition agar mahasiswa berkompetisi. “Lomba ini selain memang untuk mengembangkan Bahasa Inggris mahasiswa, juga dalam rangka mencari bibit mahasiswa yang bagus untuk dikirim di ajang tingkat kopertis,” terang Masrurotul Ajiza, S.Pd, M.Pd, salah satu dosen Bahasa Inggris ITN Malang.
Perempuan yang juga kepala Humas ITN Malang tersebut menjelaskan bahwa dalam ajang ini ada dua jenis lomba yaitu speech dan debate. Dua lomba ini juga dipilih untuk mempersiapkan diri menghadapi dua lomba yang diselenggarakan oleh Kopertis Wilayah VII Jawa Timur atau bahkan hingga ke tingkat Nasional. “Sejauh ini kopertis menyelenggarakan debate competition, karena itu kita harus berlatih dan bersiap-siap dengan menyelenggarakan lomba internal ini,” lanjut dosen asal Pasuruan tersebut saat ditemui di ruang kerjanya.
Baca: Koordinator Kopertis Wilayah VII: Lulusan ITN Malang Berkompeten dan Layak Diapresiasi
Baca: HMTL Jaring Anggota Baru Lewat Debate Competition, dan Environmental Night
Adapun tema yang digunakan di dua lomba ini berkaitan dengan High Technology From Noble Heritage. Tema ini dipilih karena ITN Malang dasarnya adalah kampus teknik dan ini memungkinkan untuk dipandang secara umum, sehingga semua peserta lomba yang berasal dari berbagai jurusan dapat mengambil sudut pandang yang sesuai dengan jurusannya. “Pada tema ini, ada banyak sudut pandang, ada culturenya, ada tekniknya, sipil, lingkungan, dst. Tinggal nanti bagaimana dibuat motion pada sesi lomba debatnya,” kata alumni Magister Unisma tersebut. (her)