Tim UKM Taekwondo ITN Malang menyabet 5 medali Kejuaraan Jogjakarta Taekwondo International Open 2023. (Foto: UKM Taekwondo ITN Malang)
itnmalangnews.id – Tidak pernah surut prestasi yang diraih oleh atlet taekwondo Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Baru-baru ini UKM Taekwondo ITN Malang meraih 5 Medali pada kejuaraan Jogjakarta Taekwondo International Open 2023, di GOR Amongrogo, Kamis-Sabtu (14-17/9/2023).
Jogjakarta Taekwondo International Open 2023 diikuti kurang lebih 3.045 atlet taekwondo dari berbagai negara. Selain dari berbagai wilayah Indonesia, juga turut hadir atlet dari Belanda, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Nepal. Harapannya kompetisi ini mampu menghasilkan atlet-atlet yang tangguh, dan berprestasi.
Baca juga: Taekwondo ITN Malang Borong 8 Medali Kejurnas Piala Menpora
Atlet taekwondo ITN Malang turun pada kelas kyorugi. Dengan perolehan satu emas, satu perak, dan tiga perunggu. Adalah Bernika Natasya Ifada teknik geodesi S-1 meraih medali emas Kyorugi Senior Putri U-67, Akbar Nursyabanni Ardiyanto teknik informatika S-1, meraih medali perak Kyorugi Senior Putra U-63, Diantok Rifai teknik informatika S-1, meraih medali perunggu Kyorugi Senior Putra U-63, Noor Rosyita Dewi teknik informatika S-1 meraih medali perunggu Kyorugi Senior Putri U-53, dan Lucas Shalom Wirawan teknik informatika S-1 meraih medali perunggu, Kyorugi Senior Putra U-63.
“ITN Malang mengirim lima atlet. Alhamdulillah semuanya mendapat medali,” ujar Bernika Natasya Ifada, yang akrab disapa Tasya saat dihubungi lewat sambungan WhatsApp, Senin (18/9/2023).
Menurut Tasya, UKM Taekwondo telah mempersiapkan diri dua bulan untuk mengikuti kejuaraan. Anggota digembleng dengan latihan fisik dan teknik kyorugi. Kyorugi atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar atau poomsae. Dimana dua orang yang bertarung saling mempraktikkan teknik serangan dan teknik pertahanan kaki.
UKM Taekwondo ITN Malang tetap konsisten menorehkan berprestasi bahkan lebih meningkat dari sebelumnya. Dari kejuaraan tingkat wilayah, nasional, dan sekarang bisa mendapatkan medali tingkat internasional.
“Terutama bagi saya (prestasi) karena ini merupakan kejuaraan terakhir saya di ITN. Senang bisa menutup kejuaraan dengan raihan medali emas. Apalagi ini merupakan medali emas satu-satunya dari tim ITN Malang pada kejuaraan ini,” ungkap Tasya yang Oktober 2023 besok akan ikut diwisuda.
Pada Jogjakarta Taekwondo International Open Tasya bertanding tiga kali. Pada final Tasya berhasil mengalahkan atlet taekwondo dari Universitas Ahmad Dahlan. Di final inilah yang menurutnya lawan paling berat.
“Untungnya bisa mengantisipasi. Saat final lawan sudah kehabisan tenaga di round satu. Jadi saya menggunakan kesempatan tersebut untuk mengambil alih situasi,” katanya. Meskipun sebenarnya kurang dua minggu kejuaraan ia sempat cedera ankle kaki kanan.
Baca juga: PSHT ITN Malang Raih Tiga Medali Kejuaraan Pencak Silat AremaSHTer 2 se-Malang Raya
Kejuaraan kali ini Tasya total memberikan hasil terbaik bagi Kampus Biru ITN Malang kebanggaannya. Bahkan Tasya rela meminta izin untuk tidak mengikuti acara yudisium. Karena jadwal kejuaraan bertepatan dengan yudisium FTSP ITN Malang.
“Ini turnamen terakhir saya di ITN. Senang campur sedih. Semoga adik-adik (UKM Taekwondo) bisa meneruskan tradisi perolehan medali. Harapannya kampus juga terus mendukung atlet UKM Taekwondo dan UKM lainnya untuk meraih prestasi tanpa pembatasan,” harapnya.
Akbar Nursyabanni Ardiyanto menjadi satu-satunya peraih medali perak. Bertanding dua kali ia harus kalah saat melawan atlet Jaguar Semarang yang notabene adalah anggota club taekwondo.
“Harus ekstra fokus dalam menghadapi lawan. Fokus terhadap gerakan lawan, sehingga saya bisa lebih mudah dalam menyerang balik,” kata Akbar. Ia dalam pertandingan ini sempat terkena tendangan musuh pada bagian hidung, sehingga sempat mimisan.
Menurut Akbar, latihan rutin, kerap melihat pertandingan, doa, dan dukungan orang-orang terdekat menjadi motivasi baginya. “Harapan ke depan kami bisa lebih banyak meraih penghargaan. Sehingga bisa memotivasi teman-teman lainnya untuk terus berusaha dan berjuang mendapatkan prestasi yang lebih baik lagi,” inginnya
Sementara Noor Rosyita Dewi menjadi salah satu atlet yang meraih medali perunggu. Ia kalah di semifinal dari atlet Universitas Mataram. Untuk meminimalkan kekalahan Noor harus bisa mengantisipasi gerakan lawan. Yaitu dengan membaca setiap gerakan lawan sambil menyerang ketika ada peluang, dan harus tetap waspada serta menghindar ketika lawan kembali menyerang.
“Alhamdulillah tidak ada cedera sama sekali di kejuaraan kemarin. Meski terkena serangan lawan, namun tidak sakit,” kata mahasiswa asal Kabupaten Kediri ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)