Ghoustanjiwani Adi Putra, ST. MT., Tim Kedaireka ITN Malang di Desa Sumberejo, Kota Batu. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Road map empat tahun kedepan Matching Fund Kedaireka Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang di Desa Sumberejo, Kota Batu telah siap. Sustainable program terus didorong oleh tim Kedaireka yang digawangi oleh Teknik Kimia S-1, Teknik Arsitektur S-1, dan Teknik Informatika S-1 ITN Malang. Apalagi setelah road map tahun pertama berjalan sukses dengan hasil yang memuaskan.
Baca juga: www.itn.ac.id
Menurut Ghoustanjiwani Adi Putra, ST. MT., di tahun pertama Kedaireka telah berhasil membuat aplikasi desain eduwisata dengan desain participatory yang melibatkan preferensi masyarakat Desa Sumberejo melalui Bumdes Barokah Sumberejo. Dengan beberapa produk embrio yang nanti akan dilanjutkan ke tahun kedua. “Tahun pertama kami membuat rancangan produk vertical farming, dan POC (Pupuk organik cair) yang akan dipatenkan, nanti di tahun kedua akan dikembangkan ke solar cell, kemudian ke eduwisata sampai tahun ketiga, dan keempat. Jadi, ibarat kami membuat makanan, piringnya sudah dibuat dengan isinya adalah eduwisata tadi, dan wadahnya adalah desain Eduwisata Sumberejo,” kata Ghoustan akrab disapa saat ditemui di Kampus 1 ITN Malang, Senin (17/01/2022).
Ghoustan memberi contoh, di tahun pertama telah berhasil membuat rancangan desain vertical farming dan POC yang dipatenkan. Padahal rancangan vertical farming sebenarnya dirancang untuk kegiatan Kedaireka Matching Fund di tahun kedua. Tapi ternyata di tahun pertama sudah mulai ada embrionya dalam bentuk rancangan, dan akan diimplementasikan di tahun kedua. Rencananya di tahun kedua ini tim juga akan mengajukan proposal Kedaireka tahun 2022 yaitu solar cell, sesuai dengan road map Kedaireka yang dirancang untuk 5 tahun. Selain itu pada tahun-tahun berikutnya juga telah dirancang desain pembangkit listrik dari tenaga turbin air dengan memanfaatkan sungai yang ada di Desa Sumberejo dan pembuatan dry vegetables (sayuran kering).
Baca juga: Keren, Kedaireka ITN Malang Desa Sumberejo Hasilkan 15 Luaran
“Selama ini produk pertanian mudah busuk. Hasil panen sayuran hanya bertahan satu sampai dua hari. Kalau memakai teknologi dry vegetables sayuran bisa lebih awet. Dan, bisa dijual satu minggu kemudian. Jadi, bisa mengurangi limbah pertanian,” jelas dosen Arsitektur ITN Malang ini.
Road map Kedaireka kedepan untuk tahun ke dua, tiga, empat, dan seterusnya lebih ke aplikasi teknologi yang sudah disiapkan/dibuat di tahun pertama. Harapan dari keberlanjutan program ini tentunya ada rancangan, dan inovasi teknologi terbarukan.
“Jadi, kami akan membuat rancangan teknologi itu ke dalam bentuk aplikasi. Rencananya, namanya “Si Mas Bejo”. Kami akan membuat semacam e-commerce seperti marketplace yang sudah tersedia di masyarakat. Yang sering kita kenal seperti shopee, bukalapak, dan lain-lain. Tapi yang akan kami buat khusus untuk menjual hasil produk pertanian dari Desa Sumberejo,” lanjutnya.
Baca juga: Festival Budaya Meriahkan Dies Natalis ITN Malang, sekaligus Tutup Program PMM-DN
Dikatakan Ghoustan, produk yang rencananya akan dipasarkan dalam marketplace berupa hasil pertanian, dan alat atau teknologi penunjangnya. Seperti, dry vegetables, POC, vertical farming, miniatur solar cell, lampu solar, dan lain-lain. Produk dan alat yang dijual tentunya terlebih dahulu akan dipatenkan. Apalagi untuk POC di tahun pertama sudah mempunyai merek dan terdaftar.
Kegiatan Kedaireka di Desa Sumberejo ditahun ke dua, tiga, dan empat lebih ke implementasi dari teknologi yang dirancang oleh ITN Malang. Sehingga diharapkan tahun-tahun selanjutnya kegiatan Kedaireka lebih bisa berkembang dengan bergabungnya semua disiplin ilmu di ITN Malang.
“Ditahun pertama tiga prodi bisa berkolaborasi, Teknik Kimia, Arsitek, dan Informatika. Di tahun-tahun selanjutnya semoga lebih banyak prodi bisa bergabung dalam kegiatan Kedaireka Sumberejo,” harapnya.
Matching Fund Kedaireka juga dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Tahun pertama kegiatan Kedaireka sudah melibatkan beberapa mahasiswa MBKM. Seperti mahasiswa Teknik Kimia dengan matakuliah kewirausahaan. Sementara, mahasiswa Arsitektur ikut program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT). (me/Humas ITN Malang)