Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto ST., MT., PhD (paling depan) mengikuti jalannya Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) Tahun Akademik 2023-2024. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) menjadi salah satu agenda wajib bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) setiap tahun rutin mengadakan audit, dan penjaminan mutu secara internal. Hal ini disampaikan oleh Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto ST., MT., PhD usai pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen Tahun Akademik 2023-2024. RPM dikoordinir oleh Sistem Penjaminan Mutu (SPM), di Ruang Sidang FTI, Kampus 2 ITN Malang, Selasa (04/02/2025).
Baca juga: ITN Malang Adakan Audit Mutu Internal untuk Tingkatkan Tata Kelola dan Sistem Penjaminan Mutu
“Audit, dan penjaminan mutu secara internal ini untuk menjamin kualitas pelayanan dan juga pembelajaran di ITN Malang. RTM atau rapat tinjauan manajemen sebagai tindak lanjut hasil audit. Nah, nanti dari hasil dari RTM tadi kami akan follow up untuk pengembangan ITN Malang,” ujar rektor.
Rektor menegaskan, institusi akan berkomitmen dalam penjaminan mutu untuk meningkatkan mutu di ITN Malang. Rektor menilai Sistem Penjaminan Mutu Internal ITN Malang sudah berproses luar biasa, dan SPM sudah melaksanakan proses dengan baik.
“Saya lihat (RTM) tadi sangat biasa biasa. Maka, kami sebagai pimpinan juga punya komitmen untuk menindaklanjuti hasil dari RPM tadi. Ini menjadi satu pijakan untuk kami melakukan langkah ke depan. Secara keseluruhan bagus untuk proses audit mutu internal,” puji rektor.
Mengangkat tema “Sinergi dan Kolaborasi dalam Mencapai Standar Mutu Internal Berkelanjutan”. RPM ITN Malang diikuti oleh jajaran pimpinan rektorat, dan dekanat dari Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), dan Fakultas Teknologi Industri (FTI). Rapat Tinjauan Manajemen menjadi kegiatan rutin tahunan guna mengevaluasi secara berkala terhadap penerapan SPMI, dan kinerja pelayanan yang ada. RPM juga sebagai tindak lanjut hasil Audit Mutu Internal (AMI).
Ketua Satuan Penjaminan Mutu (SPM), Ir. Maranatha Wijayaningtyas, ST, MMT, PhD, IPU, ASEAN Eng pada Rapat Tinjauan Manajemen melaporkan secara singkat hasil AMI tahun akademik 2024 yang dilakukan pada November 2024 lalu. Maranatha menyampaikan, RTM juga sudah dilakukan di tingkat Unit Pengelola Program Studi (UPPS).
“RPM ini untuk meninjau hasil AMI yang telah dilaksanakan, melihat capaian-capaian dan kelemahan dari target yang ditetapkan, serta menjadi bahan rekomendasi bagi pimpinan,” ujat Maranatha.
Dia menjabarkan mekanisme RTM, sebelumnya SPM sudah menyiapkan draf, susunan detail, data-tilek, akar masalah yang kemudian sampaikan ke pimpinan dan dilanjutkan ke UPPS untuk pengisian tindak lanjut. Data dari UPPS kemudian dikompilasi menjadi bahan untuk RTM tingkat institusi.
Menurutnya, pelaksanaan AMI dan RTM melibatkan lembaga dan UPT sehingga SPM mendapat banyak masukan capaian-capaian hasil kerja dari semua unit di ITN Malang. Sementara masukan dari pimpinan secara garis besar ada beberapa capaian-capaian yang hasilnya belum sesuai harapan. Hal tersebut dikarenakan SPM memotret kondisi real proses pelaksanaan Tridharma di ITN Malang. AMI memotret pelaksanaan atau kinerja dari masing-masing Tri Dharma yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Baca juga: ITN Malang Rujukan dalam Bidang Mutu Khususnya Aplikasi
“Ini menjadi PR (Pekerjaan Rumah) bagi kami semua. Pimpinan meminta tenggat waktu satu bulan ke kami (SPM) untuk membuatkan klasterisasi dari capaian-capaian yang belum memuaskan, dan akan dicapai dalam waktu 10 bulan ke depan. Ini sebagai bahan acuan peningkatan penjaminan mutu untuk menyusun ISK (Instrumen Suplemen Konversi) institusi,” jelasnya.
Pelaksanaan AMI dan RTM kali ini menjadi peningkatkan bagi ITN Malang. SPM juga berkomitmen disiplin dan terus maksanakan untuk tahun berikutnya. Tahun akademik 2024-2025 rencana SPM akan melakukan AMI di bulan September. Setelah AMI selesai dilanjutkan RTM, sehingga hasilnya langsung bisa menjadi masukan pimpinan untuk mengambil kebijakan.
Meskipun begitu, diakui Maranatha masih banyak yang perlu dibenahi dalam pelaksanaan AMI. Salah satunya adalah evaluasi RTM di tingkat institut. Dari UPPS dan pimpinan sama-sama memberi masukan pentingnya sosialisasi lebih awal terhadap pelaksanaan AMI. Pasalnya pelaksanaan AMI tahun kemarin dilakukan dengan sosialisasi yang terbatas dan online. Ke depan sosialisasi bisa dilaksanakan beberapa kali dan workshop di baik tingkat prodi, unit, PPS, dan juga auditor.
Dari AMI akan terlihat posisi ITN Malang dalam menentukan posisi akreditasi masuk baik, baik sekali, atau unggul. Pada waktu RTM, SPM melaporkan secara global capaian-capaian, dan ternyata apa yang semua sudah dikerjakan baru masuk pada kategori baik sekali, dan baru memenuhi beberapa aspek dari 9 kriteria.
“Jadi kami harus semangat untuk mengejar sampai ke capaian yang ditargetkan pimpinan. Semoga kedepan bisa lebih baik lagi, semakin kuat dalam sinergi dan kolaborasi. Semua bisa saling bekerja sama,” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)