
itnmalangnews.id – Sekitar 40 mahasiswa Teknik Arsitektur mengikut diskusi “Patembayan Citrakara 2.0, Unclench Discussion” di Gedung Prodi Teknik Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Sabtu (27/10). Acara ini diselenggarakan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait konsep Green Architecture.
Kepala Prodi Teknik Arsitektur ITN Malang, Ir. Suryo Tri H, MT., menyampaikan, pihaknya sengaja menghadirkan alumni arsitektur ITN agar mahasiswanya tergugah dalam berkarya dan meraih cita-cita.
“Kami mengundang Purwantoro, ST., salah satu alumni kami yang bekerja GBCI dan yang satunya lagi Azwar Effendi, ST., sebagai ahli arsitek berbahan bambu,” ujar Suryo.
Sebagai pemateri pertama, Purwantoro menjelaskan, GBCI (Green Building Council Indonesia) adalah lembaga mandiri/non government yang berkomitmen penuh terhadap pendidikan lingkungan kepada masayarakat.
“GBCI mengaplikasikan praktik-praktik terbaik lingkungan dan memfasilitasi transformasi industri bangunan global yang berkelanjutan. Kami menerapkan apa yang disebut dengan Green Architecture/Arsitektur Hijau,” ujar alumni Teknik Arsitektur ITN angkatan ’95 ini.
Green Architecture berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia. Konsep ini sangat aplikatif dan dapat menciptakan lingkungan hidup yang lebih baik dan sehat. “Green Architecture adalah upaya untuk melakukan pencegahan degradasi lingkungan seperti semakin sedikitnya ruang terbuka hijau,” paparnya.
Baca juga: Patembayan Citrakara Berbagi Energi Positif pada Mahasiswa Arsitektur
Di samping itu, Purwantoro menambahkan, efek rumah kaca dan pemanasan global adalah salah satu penyumbang besar atas rusaknya bumi. Hal inilah yang dapat mempengaruhi timbulnya berbagai bencana, ini juga tidak lepas dari tanggung jawab seorang arsitek.
“Jadi kita semua harus paham apa itu Green Architecture karena arya-karya arsitektur kita bakal dipertanggungjawabkan. Jadi, Green Architecture itu bukan hanya tema atau konsep, tetapi adalah sebuah keniscayaan,” imbuhnya. (mus)