itnmalangnews.id – Keterbatasan energi dan global warming yang kian melanda negara-negara di dunia. Membuat para arsitek berpikir serius tentang bagaimana membuat desain bangunan yang ramah lingkungan dan hemat energi. “Green Architecture menjadi suatu keharusan di era global warming ini. Dan tugas arsitek adalah membuat bangunan yang nyaman tanpa energi,” terang Prof. Dr. Moch. Zin Bin Kandar, salah satu pembicara dalam acara kuliah tamu jurusan arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Kamis (15/3).
Salah satu dosen Universitas Teknologi Malaysia (UTM) tersebut menjelaskan lebih jauh konsep green architecture. Menurut dia, green itu bukan warnanya yang hijau atau dipenuhi dengan tanaman-tanaman rambat di sepanjang gedung sehingga tampak hijau. Melainkan, bagaimana berada dalam gedung itu terasa nyaman sekalipun tidak menggunakan energi untuk pendingin. “Dengan demikian kita dapat nyaman, tetapi tidak menghabiskan energi dan tidak menciptakan kaebondioksida (CO2),” kata dia.
Baca: Kuliah Tamu Teknik Geodesi ITN Malang Hadirkan Guru Besar Wako University Jepang
Baca: Prof. Kemal Taruc, Kupas Ketahanan Perkotaan di PWK ITN Malang
Lebih lanjut, Zin Bin Kandar menjelaskan bahwa saat ini di kota-kota besar sudah menjadi pusat dari parahnya global warming. Yaitu melalui bangunan-bangunan pencakar langit yang mengabaikan lingkungan. Gedung mencakar langit menghabiskan pohon-pohon yang menjadi sumber dari oksigen dimana lingkungan menjadi sejuk. “Sejauh yang saya amati baik di Jakarta maupun di Kuala Lumpur, semua bangunan tinggi-tinggi dan itu memakan pohon-pohon,” tuturnya. (her)