Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT, Ketua P2PUTN, didampingi Dra. Siswi Astuti, MPd., sedang berada disalah satu stand produk mahasiswa. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Beragam produk hasil karya mahasiswa Teknik Kimia S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) dipamerkan pada acara “Open House dan Trial Class Teknik Kimia ITN Malang”. Pameran karya tersebut merupakan tugas mahasiswa dari mata kuliah Perancangan Produk, dengan dosen pengampu Dra. Siswi Astuti, MPd. Setidaknya ada 16 mahasiswa angkatan 2021 (semester 6) berpartisipasi yang terbagi dalam 8 kelompok.
Produk yang dipamerkan pun beragam. Mulai makanan seperti kue, roti, keripik, mie, kudapan ringan, juga ada minyak rambut, dan parfum baju. Semua tertata rapi di atas meja yang berjajar di Hall Teknik Kimia, Kampus 2 ITN Malang, pada Sabtu (25/05/2024) lalu. Selain karya dari Perancangan Produk juga dipamerkan produk hasil Program Kedaireka, Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), dan penelitian dosen Teknik Kimia ITN Malang. Seperti karbol pembersih lantai, minyak sereh, bio briket, teh rosella, Selerejo teh seledri, dan pasta tomat.
Baca juga: Kenalkan Keunggulan Prodi, Teknik Kimia adakan Open House dan Trial Class
Seperti tahun-tahun sebelumnya, Open House Teknik Kimia selalu dibanjiri oleh pelajar SMK/SMA se-Malang Raya. Kurang lebih ada 90 siswa dan guru pendamping yang hadir. Mereka tidak hanya melihat pameran produk, namun juga ikut berpartisipasi menilai produk tersebut.
Uniknya beberapa produk makanan yang dibuat merupakan hasil olahan dari bahan makanan yang jarang digunakan. Seperti umbut kelapa yang banyak mengandung nutrisi, mie dari tepung umbi talas dengan penambahan spirulina untuk pencegahan stunting. Hal ini menarik perhatian Ir. Kartiko Ardi Widodo, MT, Ketua Perkumpulan Pengelola Pendidikan Umum dan Teknologi Nasional (P2PUTN) Malang yang berkesempatan berkeliling stand.
Menurut Kartiko, produk mahasiswa teknik kimia sudah menjawab kebutuhan akan diversifikasi pangan. Dengan adanya perubahan iklim yang mempengaruhi pergeseran musim hujan dan kemarau. Hal tersebut berpengaruh terhadap ketahanan pangan. Sehingga diperlukan alternatif bahan pangan yang mampu memenuhi kebutuhan gizi, keamanan pangan, kecukupan ketersediaan, serta harga yang terjangkau.
“Apalagi menghadapi masa-masa stunting seperti saat ini. Saya lihat konsep produk teknik kimia mengarah ke situ. Membuat inovasi produk untuk ketahanan pangan. Produk alternatif yang menarik anak-anak dengan nilai gizi dan nutrisi tercukupi,” tutur Kartiko.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak. Penyebab utamanya adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan. Menurutnya produk teknik kimia sudah memenuhi kriteria makanan bergizi, sehat, dan aman.
Dikatakan Kartiko, pameran produk teknik kimia membuktikan bahwa mahasiswa teknik kimia telah disiapkan untuk memahami proses produksi secara sehat dengan bahan-bahan alternatif yang berkualitas. Harapannya konsep ini mampu menjadikan mahasiswa sebagai entrepreneur.
“Mahasiswa paham proses produksi, mengemasnya hingga memasarkan. Sehingga kelak saat terjun ke dunia industri mereka sudah siap. Dan apabila memutuskan untuk menjadi entrepreneur mereka juga siap,” katanya.
Baca juga: Dosen ITN Malang Ajari Siswa SMA Nasional Cara Meramu Teh Herbal
Hal senada juga disampaikan oleh Dra. Siswi Astuti, MPd. Harapannya dengan adanya pameran produk hasil dari mata kuliah Perancangan Produk kepada masyarakat dapat melahirkan wirausaha baru. Mahasiswa bisa menerapkan apa yang didapat di bangku kuliah saat mereka lulus nanti.
“Mereka sudah bisa membuat produk yang sehat. Harapannya kelak mereka bisa berkarya dengan memanfaatkan bahan-bahan alami yang sehat, yang belum terolah dengan baik,” kata Siswi.
Karya mahasiswa yang dipamerkan selain makanan juga ada produk kesehatan seperti minyak rambut. Mahasiswa membuat minyak rambut berbahan dari minyak kemiri yang dibuat sendiri. Minyak kemiri tersebut kemudian diolah menjadi minyak rambut berbentuk pomade atau krim.
“Mahasiswa membuat minyak kemiri sendiri, kemudian diolah menjadi hair balm (pomade). Manfaatnya mampu menyuburkan rambut, dan tidak menimbulkan iritasi,” ujarnya.
Pelajar SMK/SMA yang datang antusias mencicipi dan bertanya soal produk. Seperti halnya Hana dari SMA Nasional Malang. Ia bersama kedua rekannya telah mencicipi cromboloni. Menurutnya kudapan kekinian buatan mahasiswa ITN Malang memiliki rasa manis dan gurih yang balance. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)