Tim PPK Ormawa ITN Malang diterima oleh Kepala Desa Sumberejo, Kota Batu (dua dari kiri). (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Inovasi pasta tomat, pupuk organik gel, dan biobriket membawa tim mahasiswa Teknik Kimia S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) lolos Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2023. Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, sebanyak 15 mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (HMTK) ITN Malang mengabdi di Desa Sumberejo, Kota Batu.
Wakil Rektor 3 ITN Malang Dr. Hardianto, ST., MT., menyatakan, program PPK Ormawa menjadi program berkelanjutan dari tahun sebelumnya. Program ini juga bisa digunakan sebagai program kerja himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) dalam bidang pengabdian masyarakat.
“Saya apresiasi atas prestasi mahasiswa Teknik Kimia ITN Malang yang lolos PPK Ormawa. Saat di sana (Desa Sumberejo) jaga nama baik kampus, jaga kesehatan. Apapun kendala di lapangan harus dikoordinasikan dengan dosen pembimbing,” kata Herdianto di Kampus 2 ITN Malang, saat melepas Tim PPK Ormawa menuju Desa Sumberejo, Jumat (04/8/2023).
Baca juga: PPK Ormawa ITN Malang Ajari Warga Desa Sumberejo Buat Teh Herbal Seledri
PPK Ormawa merupakan program Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Bukan kali pertama PPK Ormawa diterima oleh HMTK ITN Malang. Sebelumnya HMTK juga lolos PPK Ormawa 2022 di Desa Sumberejo, Kota Batu, dan pada 2021 juga lolos Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) di Desa Panggungrejo, Kecamatan Gondanglegi, Kab Malang.
Dwi Ana Anggorowati, ST, MT, dosen pendamping menjelaskan, PPK Ormawa menjadi program abdimas bagi mahasiswa. Mereka akan memberikan solusi terhadap permasalahan pascapanen di Desa Sumberejo. Masalahnya, hasil panen tomat melimpah namun pendistribusiannya belum maksimal. Apalagi tomat memiliki masa simpan pendek sekitar 4-5 hari. Sehingga kerap didapati tomat menjadi lekas rusak.
“Kami ingin memberikan teknologi yang bisa diadopsi oleh masyarakat Desa Sumberejo. Di sana banyak tomat yang belum diolah secara maksimal. Juga banyak sisa sayuran lainnya yang tidak terjual, dan hanya menjadi sampah,” kata Dwi Ana.
Agendanya ada tiga kegiatan yang akan dilakukan oleh mahasiswa PPK Ormawa. Yakni pembuatan produk pasta tomat untuk memberikan waktu simpan lebih lama dan nilai ekonomis lebih tinggi, pembuatan pupuk organik gel, dan biobriket. Semua produk tersebut digali dari potensi sumber daya alam Desa Sumberejo.
“Biasanya pupuk diberikan kepada tanaman pada musim hujan. Masalahnya dengan curah hujan tinggi pupuk akan cepat larut. Nah, pupuk organik gel ini tidak akan cepat larut. Masih ada masa tunggu sehingga akan memberikan unsur hara serta terserap baik oleh tanaman,” lanjut dosen teknik kimia ini.
Menurut Dwi Ana, program PPK Ormawa tahun ini juga berkaca dari keberhasilan kegiatan PPK Ormawa tahun 2022 lalu di desa yang sama dengan mengangkat teh herbal daun seledri. Per 1 Juli 2023 teh herbal daun seledri telah memperoleh paten, dan sudah didaftarkan sebagai produk Bumdes tingkat provinsi. Bahkan desa tersebut juga telah didaftarkan sebagai desa devisa.
Baca juga: Warga Desa Panggungrejo Gondanglegi Antusias Membuat Minyak Aromaterapi dari Limbah Kulit Jeruk
“Tim PPK Ormawa tahun 2023 juga tidak mau kalah. Kami tetap di Desa Sumberejo ingin memberikan yang terbaik. Sehingga program bisa berkesinambungan, dan nantinya Desa Sumberejo bisa menjadi desa mandiri berbasis kewirausahaan,” harapnya.
Indikatornya keberhasilan tim ketika membawa dampak kemajuan bagi desa. Masyarakat bisa meningkatkan pengetahuannya tentang teknologi pascapanen dan teknologi pengolahan limbah. Mereka juga lebih aware terhadap lingkungan dan mampu menciptakan produk-produk dari potensi desa. Tentunya selain memajukan desa, dampak positif juga didapat oleh mahasiswa.
Menurut Veronica Putri Iswono Ketua Tim PPK Ormawa ITN Malang, program ini melibatkan mahasiswa angkatan 2020 dan 2021. Program yang dimulai dari Juli 2023 kemarin, nantinya akan berakhir pada bulan Desember 2023. Selain dua produk pasta tomat dan pupuk organik gel, mereka juga akan melatih pembuatan biobriket kepada masyarakat. Biobriket terbuat dari serabut kelapa dan bambu. Di Desa Sumberejo didapati ada beberapa penjual minuman kelapa muda, sementara bambu akan memanfaatkan sampah bambu yang menumpuk di tempat pembuangan sampah (TPS).
“Harapannya PPK-O membawa dampak positif bagi desa. Sementara bagi kami PPK-O bisa mengasah hard skill, dan soft skill. Semoga program ini bisa terus berkelanjutan, dan Desa Sumberejo nantinya menjadi desa mandiri,” tuntasnya. Tim PPK Ormawa ITN Malang juga akan selalu memonitor perkembangan kegiatan meskipun nanti program sudah usai. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang).