Mahasiswa PMM 3 ITN Malang selama satu semester akan belajar di ITN Malang dan Modul Nusantara tentang Malang Raya. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Rektor Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) menyambut secara langsung mahasiswa inbound Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Batch 3. Tahun ini ITN Malang menerima 28 mahasiswa dari 16 perguruan tinggi dari berbagai daerah. Seperti Universitas Bengkulu, Universitas Nusa Cendana, Universitas Tadulako, Universitas Prima Indonesia, Universitas Haluoleo, dan lain sebagainya.
Mahasiswa inbound akan mendapatkan pengalaman belajar 1 semester di ITN Malang. Mereka juga akan mendapat program Modul Nusantara dengan mempelajari kebudayaan Malang Raya dan sekitarnya. ITN Malang akan mengekspor kegiatan Modul Nusantara dalam 4 rangkaian kegiatan terkait Kebhinekaan, Inspirasi, Refleksi, dan Kontribusi Sosial.
Baca juga: Anak-anak TK Sekar Indah Asik Belajar dengan Mahasiswa PMM ITN Malang
Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D., menyambut dengan bangga kehadiran mahasiswa inbound. Menurutnya, melalui pertukaran mahasiswa merdeka akan semakin mempererat rasa persaudaraan sebangsa dan setanah air. Dimana mahasiswa bisa saling mengenal satu sama lain, baik adat istiadat maupun kebiasaan. Seperti tagline PMM “Bertukar sementara bermakna selamanya”.
“Kami berharap adik-adik bisa mengikuti seluruh proses dengan sebaik-baiknya. Silakan memanfaatkan kesempatan ini, saling bertukar ilmu, pengetahuan dengan teman-teman di sini,” ujar rektor di Ruang Amphi Mesin, Kampus 2 ITN Malang, Selasa (03/10/2023).
Rektor juga menyampaikan, tantangan bangsa Indonesia semakin hari semakin berat. Informasi yang semakin cepat kerap membawa berita hoax. Apalagi memasuki tahun politik berita hoax banyak beredar membawa isu-isu perpecahan agama, dan lain-lain.
“Itu di dalam negeri. Kalau yang berkaitan dengan luar negeri adanya tenaga kerja asing, teknologi dari luar negeri dan lain sebagainya,” rektor mengingatkan.
Kesempatan pertukaran mahasiswa merdeka menjadi momen untuk mempererat persaudaraan. Tiap daerah pastinya memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing. Rektor berharap mahasiswa bisa memanfaatkan kelebihan, dan menutupi kekurangan.
“Semoga adik-adik bisa berbaur dengan teman-teman di ITN Malang. Anggap kami keluarga sendiri, agar kehadiran kalian di sini bisa bermakna selamanya bagi kita bersama,” harapnya.
Sementara itu Drs. Sumanto M.Si, PIC PMM 3 ITN Malang menjelaskan, mahasiswa inbound yang mendaftar ke ITN Malang sebanyak 276 mahasiswa dari 87 perguruan tinggi. Setelah melalui beberapa proses akhirnya yang bisa belajar di ITN Malang sebanyak 28 mahasiswa. Mereka akan kuliah di hampir semua program studi. Hanya teknik geodesi dan prodi D-3 yang belum mendapat kesempatan menerima mahasiswa inbound.
Menurut Sumanto, keuntungan mengikuti PMM bisa menambah indikator kinerja utama (IKU) bagi perguruan tinggi penerima. Untuk dosen pengampu akan mendapatkan SK dari rektor sebagai dosen pengajar di PMM 3. Sedangkan dosen pengampu Modul Nusantara adalah Hadi Surya Wibawanto Sunarwadi, ST., MT., yang nanti akan dibantu seorang mentor.
“Adik-adik selamat datang di ITN Malang. Silakan ikuti aturan yang ada di ITN Malang. Semoga kegiatan kalian selama di ITN lancar,” kata Sumanto.
Nandi Asqora Putra, Kepala Suku PMM 3 ITN Malang mewakili teman-temannya mengucapkan terima kasih telah diterima di ITN Malang dengan luar biasa. Sebenarnya mahasiswa inbound telah tiba di ITN Malang bersamaan dengan penyambutan mahasiswa baru Gigantik awal September 2023 lalu.
“Beberapa minggu ini kami telah berkumpul, belajar di sini sudah seperti saudara. Kami diterima oleh sivitas akademika ITN dengan sangat baik. Mulai proses penjemputan di bandara hingga dicarikan tempat tinggal,” kata Nanda mahasiswa asal Universitas Pat Petulai, Bengkulu.
Pengalaman pertama baginya adalah ketika diajak menikmati rawon oleh tim PMM 3 ITN Malang. “Kemari saat dijemput kami diajak makan rawon, dan ini kali pertama saya makan rawan. Masakan ini unik, rasanya (cenderung) manis, padahal di Bengkulu saya terbiasa makan masakan pedas. Pengalaman ini kelak akan kami ceritakan saat pulang,” kenangnya.
Menurut Nanda, mereka harus lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan pasalnya kebanyakan lingkungan masyarakat Malang menggunakan bahasa Jawa untuk berkomunikasi. Namun begitu, menurutnya orang Malang ramah-ramah.
“Harapan kami semoga pelaksanaan PMM lancar. Untuk teman-teman selalu jaga kesehatan, jaga kesopanan. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung tinggi. Selalu jaga almamater masing-masing. Semoga harapan kita bersama terwujud, dan berkesan seperti tagline kita Bertukar sementara bermakna selamanya,” tuntasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)