Perjuangan Panjang Tim Earthquake Resistant Design Competition (ERDC) Teknik Sipil ITN Malang
Tim Spectra Teknik Sipil S-1 ITN Malang nominasi 4 Earthquake Resistant Design Competition (ERDC) 2021 UK Petra. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Banyak kisah mengiringi kesuksesan Tim Teknik Sipil S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Meraih juara 3 dan nominasi 4 Kompetisi Earthquake Resistant Design Competition (ERDC) 2021 (Kompetisi Desain Tahan Gempa) di UK Petra Surabaya, didapat dengan penuh perjuangan, Sabtu (22/05/2021). Mereka adalah Tim Exo sebagai juara 3 dan Tim Spectra sebagai nominasi 4.
Baca juga: www.itn.ac.id
Menurut pengakuan Rexi Bara Ketua Tim Spectra, awalnya Rexi dan Fellix (dari Tim Exo) sudah mengikuti ajang Kompetisi ERDC UK Petra sejak tahun 2017. Keduanya bergabung menjadi satu tim, tapi tidak kunjung membuahkan hasil mendapatkan juara. Maka, setelah perjuangan empat tahun, di tahun 2021 ini mereka mendapat juara. Itupun setelah keduanya memutuskan berpisah dan membuat tim sendiri-sendiri.
“Tahun ini kami bersama-sama belajar dari kesalahan tahun—tahun sebelumnya. Dulu kan kami belum menerima materi tentang bangunan tahan gempa. Jadi, saat membuat teori kami masih meraba-raba (kira-kira). Setelah mendapat mata kuliah bangunan tahan gempa di semester 6, maka kami jadi faham konsep lomba ERDC,” aku Rexi.
Baca juga: Tanggap Darurat Pasca Gempa Bumi ITN Malang Lepas Relawan ke Tumpakrejo
Dikatakan Rexi, Tim Spectra dalam membuat prototype bangunan 11 lantai menggunakan sistem SCWB (Strong Column and Weak Beam). Menerapkan struktur gedung dari bawah sampai atas dengan komposisi di bawah berat semakin ke atas semakin ringan. Desain bangunan memakai ETABS (Extended Three Analysis Building Systems) dengan metode analisa desainnya menggunakan bracing konsentris.
Prototype gedung 11 lantai dari kayu balsa karya Tim Spectra ITN Malang.
“Karena gedung yang dibangun tinggi ada yang namanya strong colom. Dimana kolomnya kuat baloknya lemah. Dan ternyata berhasil. Di tahun-tahun sebelumnya untuk uji getar tidak sampai 4 kali. Tahun ini alhamdulillah Tim Spectra bisa (mendapat) urutan keempat, kami masih ada kekurangan di presentasi,” terang Rexi.
Rexi berharap, banyaknya anggota tim yang notabene mahasiswa semester awal nantinya bisa memperbaiki kesalahan di tahun ini. Karena, secara konsep Tim ERDC Teknik Sipil sudah sepaham. Tinggal memperbaiki kekurangan, seperti pemrograman.
“Kami kurang dalam analisa program ETABS (merupakan alat bantu sarana untuk melakukan perhitungan struktur gedung). Kemarin, saat proposal sudah terkirim ternyata ada yang kurang. Ternyata itu (ETABS) ditanyakan oleh penguji ketika kami presentasi. Jadi, semisal ada pertanyaan hasil Analisa output semua tim bisa menjawab,” tandas mahasiswa semester akhir ini. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang/itnews)