
itnmalangnews.id – Lomba Kuat Tekan Beton (LKTB) yang diadakan dalam rangka Education of Civil Engineering (Ecive) oleh Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang membuahkan berbagai inovasi. Bahan-bahan yang sebelumnya mungkin jarang terpikirkan menjadi campuran beton mulai dipraktikkan dan diteliti. Batu bata merah, cangkang telur, abu sekam padi, dan lain sebagainya telah diuji tim-tim peserta.
Sambutan dari Wahyu Bangkit Pangestuaji, Ketua Pelaksana Ecive 2020. (Foto: ata/ HMS S-1 ITN Malang)
Baca juga: www.itn.ac.id
itnmalangnews.id berkesempatan berbincang dengan salah satu tim yang masuk sepuluh besar tentang inovasi beton. Mereka adalah Tim Bhirawa dari Universitas Merdeka Malang. “Beton perlu inovasi karena berat, sekitar 2000-2500 kg per meter persegi. Maka dari itu terus dicari inovasi untuk mengurangi beratnya. Bangunan kan tidak cuma beton, semakin ringan beton biaya juga semakin murah,” ungkap Anggara Uramboly dari Tim Bhirawa, Sabtu (07/03/2020).
Tim Bhirawa menggunakan batu apung sebagai pengganti agregat kasar. Dua anggota tim lain yakni Anisaul Azizah dan M. Hamzah Ilhami menjelaskan inovasi mereka dapat dipertimbangkan untuk diterapkan. Batu apung termasuk mudah didapat tapi sejauh ini hanya dimanfaatkan sebagai hiasan, bukan struktural, padahal menurut mereka kekuatan lumayan. Namun, tidak semua bahan bisa dijadikan bahan beton, bambu dan batok kelapa yang pernah dicoba memang ringan tetapi susah karena sangat menyerap air.
Baca juga: 37 Tim Mahasiswa se-Indonesia Siap Adu Kuat Tekan Beton di ITN Malang
Baca juga: Hycpo, Pendingin Ikan Ciptaan Mahasiswa ITN Malang Juara 1 Nasional 2019
Ketua Pelaksana Ecive, Wahyu Bangkit Pangestuaji juga mengungkapkan kriteria-kriteria yang diizinkan peserta untuk berinovasi. Ia membebaskan bahan dan mutu, tetapi tidak boleh menggunakan aditif tertentu. “Kami bebaskan tiap tim berkreasi, tetapi tidak boleh menggunakan fly ash dan super plastisizer. Mutunya juga kami bebaskan sebab yang kami nilai adalah kesesuaian dengan kuat tekan rencana,” tukas Bangkit.
Rata-rata beton di pasaran memiliki kuat tekan 15 sampai 20 mPa. Beton inovasi dapat mendekati bahkan melebihi nilai tersebut. Akan tetapi beton-beton inovasi masih sebatas ajang penelitian dan kompetisi di bidang akademis. Di dunia konstruksi, beton inovasi belum dipergunakan karena butuh banyak tahap sebelum yakin ke komersialisasi. (ata)