Muhammad Arif Wahyu Hidayat, mahasiswa Arsitektur ITN Malang semester 2 menjelaskan hasil karyanya kepada sesama teman mahasiswa. (Foto: Mita/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Nata Karya 3.0, 2024 dihelat oleh Prodi Arsitektur S-1 Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang). Mengangkat tema “Development In Creativity For Future Generation” Nata Karya menjadi pekan penilaian dan pameran karya mahasiswa. Pameran mahasiswa arsitektur ini dihadiri mahasiswa kampus lain, dan siswa SMA/SMK dari beberapa sekolah. Selain pameran, Nata Karya juga menggelar talkshow di Aula Kampus 1 ITN Malang pada Selasa-Rabu (02-03/07/2024).
Nata Karya kepanjangan dari “Nata Pola Babaran Karya”. Diambil dari bahasa Jawa yang berarti mengatur dan menyusun pola, yang kemudian melahirkan sebuah karya. Adanya proses atau berproses itulah yang menjadi dasar penyelenggaraan kegiatan Nata Karya.
Dalam proses perancangan mahasiswa diajarkan untuk menyusun pola atau strategi dalam mendesain agar tercipta sebuah desain yang maksimal. Sampai pada akhirnya desain yang dihasilkan dapat diwujudkan menjadi sebuah karya dalam bentuk model visual, narasi, dan juga video.
Baca juga: Pentingnya Architecture Presentation Board Bagi Arsitektur
Tak kurang dari 100 karya mahasiswa yang dipamerkan. Merupakan hasil tugas dari mata kuliah Perancangan Arsitektur (PA) 1, PA3, dan PA5. Juga ada tugas dari matkul Konstruksi Bangunan, dan tugas skripsi.
Amar Rizqi Afdholy, ST., MT., dosen Arsitektur S-1 ITN Malang menjelaskan, masing-masing PA memiliki konsep berbeda-beda sesuai tingkat semesternya. PA1 untuk mahasiswa semester 2 menampilkan objek maket dan gambar kerja bangunan sederhana. PA3 untuk semester 4 menampilkan maket dan poster dengan massa banyak dengan lahan berkontur. Sementara PA5 bagi mahasiswa semester 6 membuat objek bangunan multifungsi.
Untuk maket Konstruksi Bangunan mahasiswa diminta membuat furnitur yang multifungsi. Seperti tempat duduk yang dilengkapi dengan tempat sampah, dan tempat dekorasi. Juga ada bak sampah multi fungsi. Intinya ada dua atau lebih fungsi dalam satu furnitur. “Untuk maket Konstruksi Bangunan Intinya ada dua atau lebih fungsi dalam satu furnitur. Untuk PA5, mahasiswa merancang bangunan multifungsi dengan objek seperti hotel, mall, apartemen yang digabungkan dengan fungsi lainnya,” kata Amar.
Menurut Amar, pameran karya ini sebagai apresiasi sekaligus penilaian dari tugas mahasiswa. Seperti halnya pada PA1 mahasiswa diberi tugas membuat bangunan sederhana dengan mulai mengeksplor bentuk. Menurutnya mengeksplor bentuk sangat penting di arsitektur, dengan tanpa melupakan mata kuliah sebelumnya.
“Penilaian yang dikonsep dengan pameran ini sudah memasuki tahun ketiga. Semoga kedepannya hasil karya mahasiswa semakin baik lagi,” harapnya.
Salah satu mahasiswa yang siap dinilai karyanya adalah Muhammad Arif Wahyu Hidayat, mahasiswa arsitektur semester 2. Arif memamerkan karyanya dari PA1 Bangunan Sederhana berupa maket dan poster yang ia sketsa sendiri. Ada empat tema yang bisa diambil dalam PA1, yakni obyek Wifi Corner, Ojol Launch, Public Library, dan Cafe Corner.
Baca juga: Aksi Cap Tangan Lengkapi Mural Karya Mahasiswa Arsitektur ITN Malang
“Saya mengambil tema Wifi Corner. Konsep tata bentuk ruang dan bangunan melalui beberapa tahap sketsa. Seperti tahap bentuk kubus, dikembangkan dengan metode fraktal, hingga membentuk bangunan,” sebutnya.
Wifi Corner adalah tempat koneksi internet dengan kecepatan tertentu. Wifi corner menjadi daya tarik bagi anak-anak muda khususnya para pencinta internet. Mereka berkumpul bersama teman dan melakukan aktifitas dengan internet, seperti melihat YouTube, mendownload film atau lagu, dan lain sebagainya.
Arif juga membeberkan proses perancangan mulai dari membuat site selection, data collection, site analysis, programing ruang, kemudian masuk ke konsep perancangan. Membuat gambar kerja, mulai site plan, out plan, denah tampak, potongan, dan lain sebagainya. Menurutnya semuanya dipelajari dalam satu semester.
Untuk maketnya sendiri Arif memakai material dari PVC, dilengkapi pepohonan yang terbuat dari lidi sebagai batang, dan kapas sebagai kanopi. Warna putih mendominasi warna maket sesuai temanya monocrom.
“Tempat wifi corner ini di Araya Malang dekat pusat keramaian. Di sana ada tempat yang sering dibuat nongkrong mahasiswa kampus sekitar Araya,” jelas Arif yang mengaku membuat maket hanya dua hari. Menurutnya proses perancangan, dan analisisnya yang membuat lama. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)