Beberapa mahasiswa sedang melihat karya estetika bentuk, hasil karya mahasiswa arsitektur ITN Malang. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Sebanyak 160 karya mahasiswa Arsitektur S-1, Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) dipamerkan dalam Pekan Penilaian Akhir dan Pameran Karya Mahasiswa Arsitektur ITN Malang “NATA KARYA 2.0”. Karya yang dinilai merupakan karya dari tugas besar mata kuliah inti yang ada di semester ganjil mulai dari semester satu tingga semester tujuh. Karya-karya tersebut terpajang rapi di Aula Kampus 1 ITN Malang selama dua hari Senin-Selasa (15-16/01/2024) di Aula Kampus 1, ITN Malang.
Amar Rizqi Afdholy, ST., MT., dosen Arsitektur S-1 ITN Malang menjelaskan, ada empat tugas besar mata kuliah inti studio perancangan di prodi arsitektur yang dinilai sekaligus dipamerkan. Yakni estetika bentuk (esben) untuk semester 1, perancangan arsitektur 2 (PA2) untuk semester tiga, perancangan arsitektur 4 (PA4) untuk semester lima, dan perancangan arsitektur 6 (PA6) untuk semester tujuh.
Baca juga: “Nata Pola Babaran Karya” Ajang Pameran Karya Mahasiswa Arsitektur ITN Malang
“Acara sebenarnya sudah dari tahun kemarin dengan skala kecil untuk mata kuliah perancangan arsitektur 1 (PA1). Sekarang kami dicoba untuk menambahkan beberapa mata kuliah lainnya. Alhamdulillah peserta (mahasiswa) dan pengunjung pameran terlihat sangat antusias,” kata Amar.
Selain empat mata kuliah inti juga ikut dipamerkan hasil karya mata kuliah dasar desain, prinsip dan sistem struktur lanjut (PPSL), dan arsitektur nusantara. Serta turut mengundang universitas yang memiliki prodi arsitektur untuk ikut serta memamerkan karya mahasiswanya.
Dosen mata kuliah PA2 ini menjelaskan, untuk mahasiswa pemrogram PA2 tugas besarnya adalah membuat desain rumah profesi. Dimana untuk membuat perancangan ini mahasiswa diberi tugas mencari klien sekaligus membuat rancangan desain rumah profesi dari klien tersebut.
“Mereka mencari klien sendiri, ada yang dari Malang, Blitar. Menariknya disini para klien tersebut juga turut diundang dalam acara Nata Karya. Sehingga klien bisa melihat secara langsung rancangan yang dibuat oleh mahasiswa sebagai arsiteknya,” beber Amar.
Menurut Amar, rumah tidak hanya sebagai rumah tinggal, namun juga memfasilitasi profesi dari penghuninya. Obyek rumah profesi juga beragam. Contohnya rumah petani jeruk. Dimana mahasiswa harus mendesain bangunan dengan memfasilitasi petani jeruk selain pemenuhan rumah tinggal juga tempat untuk menjual hasil panen. Ada juga klien yang profesinya sebagai pedagang empek-empek, kontraktor, dan lain sebagainya. Antara rumah tinggal (privat) dan tempat untuk kegiatan profesi (publik) ada pemisahan.
“Mahasiswa mengkonsep sendiri bagaimana memisahkan antara privasi dan publik agar tidak saling mengganggu. Mahasiswa sudah cukup bagus dalam merespon yang diajarkan di perkuliahan untuk diaplikasikan (dalam tugas). Dalam membuat desain konsepnya benar dulu, untuk bagus dan tidaknya bergantung yang melihat,” terangnya.
Baca juga: Ada Nasi Bakar dan Wonton, Bazar Technopreneurship Dorong Lahirnya Entrepreneur
Dosen arsitektur lainnya yang turut melakukan penilaian adalah Bayu Teguh Ujianto, ST., MT., dosen mata kuliah PA4. Menurut Bayu, selama ini mata kuliah perancangan arsitektur melakukan penilaian terhadap tugas mahasiswa secara tertutup. Dengan adanya Nata Karya, maka penilaian dilakukan secara terbuka dengan konsep pameran karya.
“Jadi dengan Nata Karya mahasiswa bisa melihat karya orang lain. Bisa menilai karyanya sendiri, dan karya temannya, serta bisa dilihat juga oleh orang lain,” kata Bayu.
Bayu menjelaskan, untuk estetika bentuk (esben) mahasiswa semester satu membuat karya gubah masa dimana gubahan bentuk belum mempunyai fungsi, tapi sudah memiliki estetika. PA2 untuk mahasiswa semester 3 membuat perancangan desain rumah tinggal profesi. PA4 untuk mahasiswa semester 5 membuat pra desain gedung SMK, poster, dan video presentasi mulai konsep analisa hingga hasil akhir. Sementara untuk PA6 mahasiswa semester tujuh diminta membuat desain yang tentunya lebih rumit.
“Untuk esben material dan bentuknya boleh bermacam-macam. Dengan memperhatikan proporsi, irama, unsur titik, garis, bidang, dll. Terpenting menampilkan estetikanya, meskipun belum ada fungsi dari desain bangunan tersebut. Angkatan ini saya lihat karyanya lumayan bagus, kreatif, walaupun belum memasukkan fungsinya,” beber Bayu.
Dengan karya yang dipamerkan Bayu berharap mahasiswa bisa saling melihat produk akhir dari temannya, maupun adik dan kakak tingkatnya. “Dari sini harapannya mereka punya trigger. Kedepannya memberi inspirasi dan wawasan dalam mengembangkan skill. Kalau penilaian tertutup, ya nanti yang tahu karya-karya tersebut hanya dosen, jadi sayang (karya tidak bisa terekspos),” pungkasnya. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)