itnmalangnews.id – Kuliah sambal berbisnis. Begitulah yang dilakukan oleh Mesach Habel Wiyono Pranataningtyas. Jiwa bisnisnya muncul sejak Mesach duduk di bangku SMA. Dan semakin berkembang saat menjadi mahasiswa Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Mesach merintis usahanya dengan berjualan baju melalui marketplace seperti di Facebook, dan Shopee.
“Saya belanja sendiri dan jual sendiri. Mempunyai relasi toko baju dan juga penjahit. Awalnya sih iseng dari jualan poster K-Pop (Korean Pop), casing handphone saat SMA. Intinya produk apa saja yang bisa dijual. Saat kuliah jualan baju untuk kuliah atau untuk hangout,” ucap lulusan terbaik Prodi Teknik Informatika S-1, Fakultas Teknologi Industri (FTI), ITN Malang pada wisuda periode I tahun 2023 ini.
Mesach mengaku menikmati kesibukan bisnisnya dari pada mengikuti kegiatan organisasi di kampus. Bahkan, karena semua ditangani sendiri, mulai belanja, pengemasan, dan pengiriman jarak dekat, ia sempat dikira kurir pengantar barang. Untuk bidang usahanya Mesach rata-rata per bulan pernah berpendapatan bersih 4 juta dengan penjualan 100-200 baju. Dan kini sudah bisa mencapai lebih dari 10 juta. Dari hasil usahanya sekarang ia sudah memiliki offline store di Lampung dengan nama Prokymall, yang terinspirasi dari nama Daerah Prokimal yang ada di Kotabumi Utara, Kabupaten Lampung Utara tempat ia tinggal.
“Saya suka memanfaatkan peluang. Misalnya sekarang menjelang Ramadan, busana yang saya jual menyesuaikan dengan kebutuhan umat Islam,” ungkapnya yang sejak Januari 2023 lalu telah bekerja di situs media daring kapanlagi.com bagian UI/UX bagian tampilan desain web.
Kesibukannya berbisnis tidak membuatnya lupa akan kewajiban sebagai mahasiswa. Terbukti Mesach akhirnya lulus 3,5 tahun, dengan IPK 3,87. Prestasi ini sekaligus membawanya menjadi lulusan terbaik ITN Malang. Kesuksesannya di bidang bisnis tidak lepas dari peran dosen dalam memberikan edukasi selama ini. Apalagi di ITN Malang ada mata kuliah technopreneurship. Mata kuliah yang mengajarkan cara efektif mendapat pelanggan, cara kreatif mempromosikan produk, dan sebagainya.
“Saya mendapatkan mata kuliah ini di semester 5. Dan ternyata sangat membantu saya dalam mengembangkan bisnis. Karena metode dan materinya sesuai dengan pengalaman saya di dunia usaha,” terang putra pasangan Ardi Wiyono dan Naomi Yowa Atandau ini.
Mesach mengangkat skripsi berjudul Sistem Peramalan Volume Kendaraan di Jalan Tol Menggunakan Metode Double Moving Average dan Double Exponential Smoothing, studi kasus di Jasamarga Pandaan Tol. Peramalan atau forecasting telah dijadikan salah satu pertimbangan, khususnya dalam bidang bisnis dan ekonomi. Hal ini dilakukan agar kerugian perusahaan dapat diminimalisir, dan keuntungan perusahaan dapat dimaksimalkan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem yang dapat mempermudah dalam mendapatkan hasil peramalan yang akurat.
Baca juga: Dwi Ahmad Dzulhijjah Mahasiswa yang Getol Ikuti Kampus Merdeka
“Tim Jasamarga kesulitan dalam meramalkan kendaraan yang akan melintas (jalan tol) tiap bulannya. Selama ini mereka menyewa IT konsultan, yang tentu saja membutuhkan biaya cukup mahal. Jadi, saya membuatkan sistem peramalan volume kendaraan terutama di ruas jalan tol Gempol-Pandaan, berbasis website,” katanya.
Dijelaskan Mesach, setelah login ke website user bisa menginput kendaraan yang terbagi dalam lima golongan kendaraan. Selain bisa menghitung volume kendaraan, juga bisa menghitung pendapatan bulan depan. Web juga bisa meng-create laporan dalam bentuk PDF.
Sistem ini diharapkan mampu memudahkan Tim Traffic Collection dalam memproyeksikan volume kendaraan di jalan tol di masa mendatang. Metode yang digunakan dalam peramalan volume kendaraan adalah metode double moving average, dan double exponential smoothing.
Data kendaraan yang masuk ke ruas jalan tol dalam satu bulan diolah dengan dua metode. Metode double moving average memakai metode rata-rata bergerak dalam tiga bulan. Dari hasil tiga bulan dijumlah kemudian dibagi tiga. menghasilkan nilai rata-rata MAPE sebesar 30.12 persen.
Sementara double exponential smoothing menggunakan nilai alfa 0.1 sampai 0.99, ada parameter tambahan untuk menghitung kendaraannya. Menghasilkan nilai rata-rata MAPE sebesar 5.368 persen. Dari pengolahan data sebelumnya dikalikan dengan parameter penulisan ada di 0.01 sampai 0.99. Setelah analisa 99 kali, maka yang terbaik ada dinilai 0.55.
“Hasil dari kedua metode ini akan dibandingkan berdasarkan keakuratan datanya sehingga user dimudahkan untuk melihat hasil peramalan volume kendaraan di masa mendatang. Jadi metode double exponential smoothing lebih baik,” ujarnya. Dalam menyelesaikan skripsi ia dibimbing oleh Yosep Agus Pranoto, ST., MT, dan Deddy Rudhistiar, S.Kom., M.Cs. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)