
itnmalangnews.id – Setiap orang memiliki cara dan polanya yang unik dalam menjalani ibadah puasa. Termasuk Dr. Nanik Astuti Rahman, ST.,MT., dosen Teknik Kimia Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang. Meskipun tidak terlalu berbeda dengan hari-hari biasanya, tetapi ada yang khas yang dilakukan Nanik di bulan puasa ini. Yang paling mencolok adalah di menu makanan.
Perempuan asli Surabaya tersebut menceritakan, bahwa di bulan puasa ini menu makanannya lebih banyak komposisi sayuran ketimbang nasi atau sejenis karbohidrat. Pasalnya, sayur mengandung lebih banyak serat ketimbang nasi, sehingga proses metabolisme akan lebih lama dalam penceranaan. “Artinya dengan sayuran kita tidak cepat lapar ketimbang hanya nasi. Sayur juga membantu mempermudah pada saat buang air besar,” kata dia saat ditemui di ruang humas ITN Malang, Sabtu (9/6).
Karena itu, di bulan ini Nanik melengkapi segala jenis sayur di rumahnya, mulai dari sawi, kangkung hingga wortel. Ketersediaan berbagai jenis sayur ini mempermudah dalam membuat berbagai menu sayur. Sehingga setiap hari dapat berubah-ubah sajian sesuai dengan keinginan dan selera. “Biar tidak bosen, sayur harus ganti-ganti, kalau hari ini sop, besok bisa ganti sayur pecel atau sayur asem. Tapi kalau saya pribadi lebih suka yang simple-simple,” kata alumni ITN Malang itu.
Selain sayur, dia juga menyediakan gandum karena juga memiliki serat lebih banyak ketimbang nasi. Sehingga nasi dapat dimix dengan gandum. Untuk lauknya juga beragam mulai dari telur ceplok, teri kering hingga nuget. Adapun polanya yaitu saat masuk waktu buka, Nanik minum teh hangat dengan sedikit gula lalu kurma. “Setelah itu kita shalat, baru lanjut makan bareng,” tuturnya.
Terkait takjil dingin, Nanik tidak terlalu menyukai karena sejatinya saat berpuasa perut sedang kosong dan lambung banyak berisi gas. Nah, kalau minum es, gas tersebut akan tertutup sehingga merasa kenyang meskipun belum makan. “Tubuh kita seperti mesin yang terus berfungsi meskipun isinya kosong, itu banyak menghasilkan gas di lambung,” imbuhnya.
Sementara untuk aktivitas sehari-hari, selain kesibukan di dapur, sebagai dosen Nanik juga memiliki kesibukan di kampus. Mulai dari mengajar hingga memberikan bimbingan kepada beberapa mahasiswa yang kini tengah menempuh tugas akhir. Setidaknya ada delapan mahasiswa yang kini sedang dibimbing oleh sekretaris sentra Kekayaan Intelektual (KI) ITN Malang itu. “Untung mahasiswanya juga enak-enak, kadang kita sepakat untuk bimbingan di rumah habis taraweh. Dan itu lebih enak, waktunya lebih panjang, bisa sambil nyamil juga,” tuturnya tersenyum. (her)