
itnmalangnews.id – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang dipercaya oleh LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur untuk menjadi tuan rumah Bimbingan Teknis (Bimtek) Penggunaan Aplikasi Management Information System for Higher Education Quality Assurance (Misheqa) ,Kamis (03/10). Bimtek di ITN Malang adalah yang ketiga dari empat wilayah pelaksanaan. Peserta bimtek datang dari 78 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Jawa Timur.
Prof.Dr.Ir. Suprapto, DEA, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jatim. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
Baca juga: www.itn.ac.id
Misheqa sendiri merupakan aplikasi untuk melihat data dan mutu PTS. Sejauh ini baru LLDIKTI Wilayah VII Jatim yang memilikinya. “Supaya tahu langkah tepat meningkatkan mutu, kita butuh data masing-masing PTS. Selama ini masih ada PTS yang kurang memperbarui data mereka sendiri sehingga bisa berimbas pada poin ketika akreditasi,” beber Prof.Dr.Ir. Suprapto, DEA, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jatim.
LLDIKTI ingin menyempurnakan mutu perguruan tinggi, dalam hal ini Jawa Timur. Suprapto mengingatkan jika mutu adalah hal yang patut dikedepankan. Mutu meningkat bertahap alias pelan tetapi pasti. Akreditasi memang penting, tetapi dalam menjalankannya jangan sampai Perguruan Tinggi hanya mengejar nilai semu dan melupakan mutu.
Dengan adanya Misheqa, data-data tersebut hendak difungsikan lebih optimal agar mutu juga semakin tinggi. Akan tetapi, aplikasi yang sedang digodok harus mengumpulkan data seluruh PTS di Jawa Timur yang sekarang sejumlah 325.
“Sekarang kami sudah mulai mendata, termasuk saat Bimtek. Saya berharap agar PTS mempercepat dalam penyetoran data, karena Misheqa direncanakan berlaku mulai akhir tahun ini,” pesan Suprapto.
Baca juga: ITN Malang jadi Tuan Rumah Bimtek SPMI LLDIKTI Wilayah VII Jawa Timur
Baca juga: Sindikker, Bursa Kerja Online Nasional perlu Sinergi dengan Dunia Usaha dan Industri
Ketika ditanya mengenai Misheqa, Rektor ITN Malang Dr.Ir. Kustamar, MT menyambut hangat keberadaan aplikasi tersebut. Bagi Kustamar, sistem jaminan mutu harus didukung, sebab tanpanya perguruan tinggi meski sudah berjalan tetapi kualitasnya diragukan. Misheqa diharapkan menjadi instrumen pendukungnya.
“Kalau pakai sistem dan aplikasi akan lebih mudah. Saya yakin Misheqa bermanfaat dan operasionalnya tidak sulit. Mudah-mudahan Misheqa memudahkan berbagi informasi seputar peningkatan mutu antar perguruan tinggi,” komentar Kustamar. (ata)