FTSP ITN Malang menerima kunjungan mahasiswa UTHM. (Foto: Istimewa)
itnmalangnews.id – Intitut Teknologi Nasional Malang (ITN) Malang mendapat kunjungan dari Universiti Tun Hussein Onn Malaysia (UTHM). Ini adalah kali pertama perwakilan dari UTHM bertandang ke ITN Malang setelah rombongan dari ITN Malang lebih dulu melakukan lawatan pada Februari 2023 lalu. Kunjungan kali ini berlangsung selama dua hari di Kampus 1 ITN Malang, pada Senin-Selasa (25-26/9/2023).
Kegiatan ini merupakan implementasi dari kerja sama yang terjalin baik antara ITN Malang dengan UTHM. Kedua belah pihak telah membuat kesepakatan untuk bisa saling belajar. Bila memungkinkan kedua perguruan tinggi akan melakukan tidak hanya kolaborasi join research namun juga student exchange. Untuk menuju kesana maka dilakukan dulu benchmarking. Benchmarking dilakukan dengan mengunjungi perguruan tinggi lain sebagai studi banding untuk mengetahui kinerja perguruan tinggi.
Baca juga: Universiti Putra Malaysia Isi Kuliah Tamu di ITN Malang
Begitu tiba di ITN Malang rombongan disambut hangat oleh Rektor ITN Malang, Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D., beserta jajarannya untuk beramah tamah sebelum mereka diarahkan mengikuti kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Prodi Arsitektur S-1 ITN Malang. Usai mengikuti kuliah tamu sekitar 2 jam di Aula ITN Malang mereka beranjak ke Gedung FTSP. Tampak hadir jajaran dekanat mendampingi Dekan FTSP ITN Malang Dr. Debby Budi Susanti, ST., MT., yang menyambut tamu dari negeri asal Upin Ipin ini.
Ketika ditemui di tempat terpisah Debby mengatakan, rombongan yang datang adalah dosen dan mahasiswa arsitektur, maka yang menyambut selain FTSP juga Prodi Arsitektur ITN Malang. Dihari pertama selain mengikuti kuliah tamu, rombongan UTHM juga mendapatkan pemaparan tentang kurikulum di Prodi Arsitektur S-1 ITN Malang. Sedang di hari kedua mereka diajak untuk melihat kondisi dan mengikuti kelas Perancangan Arsitektur. Benchmarking ini selain dimaksudkan untuk mendorong program pertukaran mahasiswa antar perguruan tinggi, juga bisa menjadi acuan untuk penyusunan kurikulum yang baru.
“Jadi pihak UTHM ingin mengetahui sistem kurikulum di ITN, cara kerja, dan kondisinya, kemudian dibandingkan dengan pihak sana. Dan ini juga support untuk penyusunan kurikulum. Kami di ITN sekarang sedang running evaluasi untuk penyusunan kurikulum yang baru, jadi kami juga ingin mendapat masukan dari mitra kami seperti UTHM,” ungkap Debby.
Baca juga: Mahasiswa ITN Malang Ikuti Kuliah Daring di Universitas Tun Hussein Onn Malaysia
Sementara itu, ikut bersama rombongan kali ini dua orang dosen dan 28 mahasiswa yang semuanya adalah mahasiswa tingkat akhir. Mohammad Fadli Faiza Bin Rosyad, salah satu dosen UTHM mengatakan, tujuan dari program ini adalah pertukaran pengetahuan tentang sistem pendidikan antara Indonesia dan Malaysia.
“The objective of this program is actually a bit kind of exchange of the system or maybe the tradition of architecture system of Indonesia and Malaysia, specifically in ITN. So, ITN is like the reference or benchmark for the difference between the system of architecture in Indonesia and also Malaysia,“ terang Fadly dosen muda yang tinggal di Johor dan mengaku suka makanan Indonesia ini.
Lebih lanjut ia menjelaskan salah satu perbedaan sistem pendidikan Indonesia dan Malaysia adalah lamanya studi. Berbeda dari Indonesia, lama studi bagi mahasiswa Malaysia untuk jenjang S-1 adalah 3 tahun yang kemudian disebut part 1. Part 2 adalah jenjang master yang hanya boleh ditempuh setelah bekerja setidaknya enam bulan. (Rini Anjarwati/Humas ITN Malang)