itnmalangnews.id – Kepedulian Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang terhadap lingkungan ikut dimanifestasikan dalam Seminar “Peningkatan Konservasi Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas dan Mewaspadai Bencana Metrohidrologi”. Seminar digelar di Ruang Amphi Elektro Lantai 3 Kampus 2 dengan mengundang para stakeholder serta ASN, Senin (27/01/2020). Pembicara yang hadir adalah praktisi dan akademisi dari berbagai lembaga.
Baca juga: www.itn.ac.id
“Saya banyak tertarik dengan pernyataan para pembicara. Yang saya garis bawahi adalah jika setiap pihak bisa memperoleh data yang dibutuhkan oleh pihak lain dan mereka berkolaborasi, maka risiko bencana akan diminimalkan. Semua harus bersatu. Saya pun menyimpulkan, konservasi lahan akan berhasil jika sudah menjadi bagian dari kehidupan. Apapun profesi kita, tetap bisa ambil peran dalam konservasi lingkungan,” papar Dr. Ir. Kustamar, MT, Rektor ITN Malang.
Kustamar kemudian menerangkan jika institusi memiliki forum kebangsaan yang salah satu bidangnya yaitu cinta alam. Mereka pun telah menjalin kerja sama dengan pemerintah dan lembaga. “Besok kami adakan diskusi lagi, untuk mengidentifikasi masalah yang bisa dibantu, mungkin bisa semacam desa binaan. Tahun ini kami akan berjalan, termasuk untuk bahasan implementasi MoU dengan Pemerintah Kota Batu,” beber ahli pengairan Kampus Biru tersebut.
Sementara itu, dalam penyelenggaraan seminar konservasi, ITN berkolaborasi dengan Yayasan Pusaka yang berkonsentrasi pada Sungai Brantas. Bambang Parianom, SH, dari Yayasan Pusaka menuturkan bahwa kedua pihak sudah pernah bekerja sama dan memiliki komitmen bersama. Bahkan secara pribadi, Bambang dan Kustamar kerap melakukan langkah konservasi sejak 2006.
“Ini kerja sama kedua dengan ITN Malang. Di akhir 2013 kami bersama merefleksikan Brantas dari hulu, tengah, sampai hilir. Hasilnya adalah kawasan tersebut butuh penguatan konservasi untuk jangka panjang. Bencana yang menimpa Malang Raya beberapa waktu belakangan membuat kami menghadap ke ITN Malang untuk membuat forum guna membahas masalah dengan mengundang berbagai sudut pandang,” jelas Bambang.
Baca juga: Tumbuhkan Identitas Air, PWK ITN Malang Gelar Planart Exhibition
Baca juga: Para Pakar Sumber Daya Air Bahas Konservasi di Seminar FTSP ITN Malang
Dikatakan butuh penguatan konservasi sebab pemahaman akan Daerah Aliran Sungai (DAS) lemah, padahal Kota Batu dan Kabupaten Malang vital untuk kelestarian DAS, sedangkan untuk Kota Malang juga mendapatkan efeknya. Maka dari itu, menurut Bambang, konservasi harus menjadi komitmen bersama oleh berbagai pihak.
“Kami terus berupaya untuk menjaga komitmen bersama. Ada tiga poin yang disorot, yaitu editing lingkungan secara berkala lembaga independen, pendidikan lingkungan hidup, dan penegakan hukum lingkungan. Kalau dengan ITN Malang sudah ditawari untuk penelitian hulu supaya kemudian dipublikasikan dalam bentuk karya intelektual. Kalau tentang forum hari ini, tentu kami berharap ada tindak lanjut yang saling bersinergi,” ungkapnya. (ata)