Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, dan Penjabat (Pj) Bupati Flores Timur, Sulastri H.I. Rasyid, S.Pi., M.Si., meneken perpanjangan kerja sama. (Foto: Yanuar/Humas ITN Malang)
itnmalangnews.id – Institut Teknologi Nasional Malang (ITN Malang) kembali dipercaya memperpanjang kerja sama dengan Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kepercayaan Flores Timur ini menunjukkan bahwa Kampus Biru ITN Malang memiliki peran serta ikut dalam memajukan daerah. Hal tersebut dipastikan dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama (NKB) antara Rektor ITN Malang Awan Uji Krismanto, ST., MT., Ph.D, dan Penjabat (Pj) Bupati Flores Timur, Sulastri H.I. Rasyid, S.Pi., M.Si di Kampus 1 ITN Malang, Selasa (17/09/2024).
Rektor menyatakan rasa terima kasihnya atas kepercayaan Flores Timur kembali menggandeng ITN Malang. ITN berkomitmen dan berkontribusi untuk mengembangkan Flores Timur khususnya pada kerja sama dalam bidang tata ruang dan lingkungan hidup, maupun pengembangan kerja sama lainnya.
“Banyak hal-hal menarik yang bisa dikerjasamakan. Kami mempunyai banyak tenaga ahli, tidak hanya di bidang teknik tapi juga informatika, bisnis digital, dan pengolahan pangan. Harapan kami kedepannya bisa disinergikan untuk pemberdayaan masyarakat, serta mendorong pengembangan Flores Timur,” ujar rektor.
Kerja sama ITN Malang dengan Kabupaten Flores Timur sudah terbina selama empat periode sejak 2007 lalu, dan terakhir penandatanganan kerja sama tahun 2020. Rektor berharap kedepan adanya kerja sama lebih jauh dalam perkembangan sumber daya manusia Flores Timur lewat beasiswa untuk sarjana S-1. ITN Malang juga membuka peluang studi lanjut bagi aparatur sipil negara (ASN) di bidang teknik sipil, teknik elektro, dan teknik industri, dengan perkuliahan yang fleksibel. Perlu diketahui tahun ini ITN Malang juga membuka Program Studi Doktor Manajemen Rekayasa (DMR) (S3).
“Semoga ITN Malang bisa memenuhi harapan Flores Timur. Kita bersinergi, bekerja sama saling memberikan keberkahan dan kebaikan untuk Flores Timur dan ITN Malang. Semoga kerja sama ini bisa berkembang dan berlanjut di tahun-tahun selanjutnya dengan lebih baik lagi,” katanya.
Selain Pj Bupati Flores Timur, Sulastri H.I. Rasyid, S.Pi., M.Si., juga turut hadir Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Yakobus Ara Kian, S.Sos, M.AP., Kepala Dinas Lingkungan Hidup Flores Timur Servulus Satel Demoor, S.Hut., dan Ibu Marina (staf).
Pj Bupati Flores Timur Sulastri H.I. Rasyid, S.Pi., M.Si.,menyatakan apresiasi atas sambutan ITN Malang. Senada dengan rektor, Pj Bupati yang dilantik pada Mei 2024 lalu ini menyatakan banyak peluang yang bisa dikolaborasikan antara Kabupaten Flores Timur dengan ITN Malang. Mengingat Flores Timur memiliki potensi sumber daya alam, baik bidang kelautan, pertanian, kerajinan, hingga pariwisata. Namun sayangnya Flores Timur belum memiliki grand desain untuk ditawarkan kepada investor.
“Ke depan yang bisa dikerjasamakan ada dua, grand design, dan pemberdayaan masyarakat. Terus terang di sana (Flores Timur) belum ada grand design. Dengan adanya grand design, jika ada investor yang masuk sudah tahu arah investasinya ke mana. Untuk pemberdayaan, masyarakat bisa memanfaatkan ikan untuk dijadikan kecap ikan atau lainnya. Di sana terbuang-buang, artinya bagaimana kita bisa memberdayakan ibu-ibu dan remaja pesisir,” ungkapnya.
Flores Timur beribu kota di Larantuka merupakan tulang punggung bidang kelautan dan perikanan. Flores Timur merupakan kabupaten yang terdiri dari gugusan pulau-pulau yang diapit oleh Pulau Adonara dan Sorong. Larantuka dijuluki Kota Reinha dikenal dunia dengan prosesi Semana Santa. Semana Santa atau Hari Bae adalah ritual perayaan Pekan Suci Paskah yang dilakukan selama tujuh hari berturut-turut oleh umat Katolik di Larantuka.
Menurut Pj Bupati, Flores Timur masuk dalam triangle dari pengadukan Flores Timur, Sikka, dan Lembata dijuluki sebagai dapurnya ikan untuk NTT dan Indonesia. Dimana sebagian pasokan ikan dikirim ke Bali dan Jawa. “Kami melirik wisata baharinya. Sepertiga dari Flores Timur adalah laut. Ada ikan pari manta, juga ada kerajinan dari daun lontar, pasar senja, dan lainnya. Ini bisa dikembangkan untuk mendukung wisata religi Semana Santa,” jelasnya. Dari wisata religi inilah nama Flores Timur besar dimata dunia, dan menjadi Portugal kecilnya NTT di Indonesia.
Ketua Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Kerjasama (LP2K) ITN Malang, Ardiyanto Maksimilianus Gai, ST., M.Si., menambahkan, saat ini Tim ITN Malang sedang mengerjakan rencana induk sistem penyediaan air minum Flores Timur. Kebutuhan air minum di Flores Timur cukup banyak, dan saat ini proses uji laboratorium dari contoh air minum dari Kabupaten Flores Timur sedang berlangsung.
“Nanti, banyak yang bisa dikerjasamakan. Kami juga memiliki SDM yang bisa mendampingi untuk mengolah kecap ikan, buah lontar menjadi sabun, dan lainnya. ITN juga sedang merancang teknologi pengolah sampah (plastik) menjadi paving. Teknologi pengolahan sampah ini juga bisa dipakai di sekolah-sekolah, sehingga sekolah bisa mengolah sampahnya sendiri,” tuturnya, dan masih banyak SDM dan teknologi tepat guna (TTG) yang dimiliki ITN Malang yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan Kabupaten Flores Timur. (Mita Erminasari/Humas ITN Malang)